JAKARTA INSIDER - Sejak memulai serangan pada Februari 2022, tanda-tanda perang antara Rusia - Ukraina belum menunjukan tanda perdamain.
Belakangan, masing-masing negara, baik Ukraina atau Rusia mulai meminta bantuan dari sekutu mereka.
Amerika Serikat, salah satu pendukung Ukraina adalah pihak yang paling vokal mengenai pertempuran lawan Rusia.
Meski banyak yang mengharapkan terjadinya perdamaian atau perang dihentikan pada tahn 2023, nyatanya hal itu adalah hal sulit tercapai, setidaknya menurut Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley.
Baca Juga: Punya Ridwan Kamil, Partai Golkar malah putuskan usung Airlangga Hartanto jadi Calon Presiden 2024
Dalam konverensi pers di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman, Milley mengungkap keyakinannya bahwa perang Rusia di Ukraina akan diakhiri dengan negosiasi ketimbang lewat adu senjata.
"Dari sudut pandang militer, saya masih berpendapat bahwa untuk tahun ini akan sangat, sangat sulit mengeluarkan pasukan Rusia dari ... setiap jengkal Ukraina yang diduduki Rusia lewat cara militer" kata Milley dikutip JAKARTA INSIDER dari laman Newsweek (21/1/2023).
Ia mengatakan hal itu bukannya tidak akan terjadi, namun merupakan hal yang sangat sulit.
Baca Juga: Angin segar, Hong Kong tawarkan pembiayaan investasi hijau ke Indonesia
Meski demikian tidak ada pihak yang mampu sepenuhnya menjatuhkan yang lain di medan perang saat pertempuran berlanjut di seluruh Ukraina timur dan selatan.
Pernyataan Milley menunjukkan bahwa kemenangan total di medan pertempuran di pihak Ukraina kemungkinan besar tidak akan terjadi pada tahun ini.
"Saya pikir apa yang bisa terjadi adalah pertahanan lanjutan yang distabilkan di depan," kata Milley.
Baca Juga: Viral! Ibu Norma Risma dikabarkan hamil tiga bulan dengan menantunya. Ini fakta sebenarnya