Polemik soal anggaran Masjid Al Jabbar jadi perdebatan, DPRD: Seharusnya kita pikirkan cara memakmurkannya

Walaupun pencetus pertama kali adalah bapak  Ahmad Heryawan, kata Abdul Hadi, saat itu pihaknya juga mencari aspirasi dari elemen masyarakat Bandung.

 "DPRD Jawa Barat lembaga menerima aspirasi, jadi kami dengarkan aspirasi dari semua masyarakat,” kata Abdul Hadi Wijaya.

“kita tanya, butuh enggak ini, iya butuh karena selama ini kita nebeng Masjid Agung Bandung. Terus berada di tengah kota dan tidak bisa dikembangkan ke mana," ujar Abdul Hadi Wijaya.

Abdul Hadi Wijaya pun menyebut bahwa proses membuat anggaran pembangunan Masjid Al Jabbar saat itu sangat dinamis dan bahkan hingga butuh waktu cukup lama, sampai akhirnya muncul kesepakatan.

Baca Juga: Ridwan Kamil akan main sinetron religi tayang Ramadhan tahun ini, lokasi syuting di Masjid Al Jabbar

 "Kami masih ingat DPRD waktu itu menyetujui anggaran untuk masjid ini,” kata Abdul Hadi Wijaya.

“Ini artinya ketika ada pengusulan juga Pemprov tidak main-main, dan DPRD menyetujui juga bukan main-main karena angka besar sekali," ujar Abdul Hadi Wijaya.

Abdul Hadi Wijaya juga menyebutkan perihal anggaran Rp1 triliun tidak turun langsung namun anggarannya dianggarkan secara bertahap.

Juga dari sejak pertama kali pihak dewan dan pihak provinsi sudah menghitung anggaran dengan detil.

Baca Juga: Masya Allah, megah dan luasnya Masjid Al Jabbar milik Kang Emil: 7 tahun menunggu akhirnya dibuka untuk umum

 "Untuk sebuah masjid yang megah dan ada pembebasan tanah sekian hektar pasti ini akan besar sekali. Tapi Alhamdulillah dulu bisa dibebaskan jadi kita bisa bangun," kata Abdul Hadi Wijaya

"Saya ikut di periode yang lalu kami sering sekali mendapatkan laporan terkait dengan bagaimana progresnya, kesulitannya apa," ujar Abdul hadi Wijaya

Abdul Hadi Wijaya berpendapat bahwa pembangunan Masjid Al Jabbar terus dilanjutkan saat terjadi peralihan kepemimpinan dari Ahmad Heryawan ke Ridwan Kamil.

Abdul Hadi Wijaya menyebutkan bahwa secara aturan yang sudah baku bahwa saat ada kebutuhan masyarakat, semua ormas juga menyatakan ingin ada sebuah masjid yang representatif yang ada di Jawa Barat.

Baca Juga: Menteri Bahlil Lahadalia tentang target investasi senilai Rp1.400 triliun: Pekerjaan yang tidak gampang