JAKARTA INSIDER - Partai Demokrat, pernah berjaya dari 2004 hingga 2014 Pada 2004, Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih sebagai Presiden ke-6, berpasangan dengan Yusuf Kalla. Yang kedua pada Pemilu 2009.
Partai Demokrat memperoleh suara sangat tinggi. Partai Demokrat berhasil merebut 21,66 juta suara atau 20,81 persen dari total suara sah nasional.
Pada Pilpres 2009, Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih kembali menjadi Presiden RI berpasangan dengan Budiono, mantan Gubernur Bank Indonesia.
Baca Juga: Fadli Zon berikan dua catatan kritis komitmen terhadap demokrasi Indonesia selama 2022
Namun, setelah Pemilu 2009, perolehan suara Partai Demokrat merosot lebih dari separuh. Di Pemilu 2014, Partai Demokrat memperoleh suara hanya 10,19 persen dari total suara sah nasional.
Hal yang sama terjadi lagi pada Pemilu 2019. Perolehan suara Partai Demokrat semakin menyusut menjadi 7,77 persen dari total suara sah nasional.
Dalam survei Charta Politika Indonesia, Desember lalu, elektabilitas Partai Demokrat turun lagi menjadi 7 persen.
Sekali pun tengah mengalami penurunan elektabilitas, Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief mengatakan: "Partai Demokrat menargetkan kembali ke pemerintahan usai 10 tahun jadi oposisi. Pemilu 2024 merupakan momentumnya."
Baca Juga: Ganjar Pranowo tak populer di medsos, Anies Baswedan jawaranya
Pilpres 2024 mendatang akan menjadi momen Partai Demokrat kembali duduk di pemerintahan usai 10 tahun menjadi partai di luar pemerintahan Presiden Jokowi.
Bagi Andi Arief, Pemilu 2024 merupakan fase masyarakat rindu Partai Demokrat dengan figur sentralnya, termasuk Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Saat ini, jelas Andi Arief, dirinya mulai menggaungkan Manifesto Partai Demokrat kepada elemen masyarakat melalui media sosial (medsos).
"Manifesto politik adalah suatu pernyataan terbuka tentang tujuan dan pandangan seseorang atau suatu kelompok terhadap masalah negara. Sejarah kelahiran Partai Demokrat diilhami oleh pandangan politik Bapak Profesor Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono," jelas Andi Arief.
Pada masa pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat berkuasa bukan hanya kenangan melainkan kekuatan.