Survei SMRC: Elektabilitas Perindo di atas parpol pengusung capres Anies Baswedan

Perindo, awalnya didirikan sebagai ormas dan dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta. Lalu, pada 7 Nopember 2014, ormas Perindo bermetamorfosa menjadi parpol.

Baru pada 7 Februari 2015 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Perindo dideklarasikan sebagai parpol.

Baca Juga: Sedikit malu dan grogi, Agung Nugraha bocorkan persiapan malam pertamanya bersama Kiki Amalia dengan cara ini

Pada Februari 2022, Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo sempat mengusulkan pembentukan koalisi yang diberi nama Sekber Koalisi Pilpres. Koalisi ini berisikan
parpol non-parlemen untuk melawan dominasi PDI-Perjuangan pada Pemilu 2024.

Hary Tanoesoedibjo mengklaim koalisi ini di Pemilu 2024 nanti, bisa meraih suara terbesar kedua setelah PDI-Perjuangan.

Pembentukan Sekber Koalisi Pilpres bisa menjadi wadah bagi partai politik yang tidak mendapatkan kursi di parlemen.

"Dibutuhkan sekretariat bersama yang sifatnya untuk wadah menyuarakan perjuangan kami,” ujar Hary Tanoesoedibjo.

Baca Juga: Wajib tahu! Obat alami asam urat di kaki dan tangan, mudah dan ada di dapur

Beberapa partai politik yang tergabung di dalam Sekber Koalisi Pilpres tersebut antara lain Partai Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Bulan Bintang (PBB), PKP, Partai Hanura dan Partai Garuda.

Menurut Hary Tanoesudibjo, Partai Berkarya juga rencananya mau bergabung dengan Sekber Koalisi Pilpres itu.

Hary Tanoesudibjo memprediksi jika semua partai non-parlemen bergabung ke dalam koalisi tersebut, maka total jumlah suara yang akan diraih oleh koalisi gagasan Hary Tanoesudibjo itu bisa mencapai 13,6 juta suara.

Namun, dalam perjalanannya, gagasan ini tidak mendapat tanggapan yang positif dari parpol non-parlemen.

Hilang ditelan bumi. Saat ini, konsentrasi Perindo adalah bagaimana bisa lolos parliamentary threshold dan mencapai target minimal 60 kursi di parlemen.***