PDIP: Ambisi salam metal Banteng Hitam Moncong Putih cetak hattrick di Pemilu 2024

Pada pemilu 2009, perolehan suara PDIP mengalami penurunan menjadi 14,58 juta atau 14,01 persen dari 104,05 juta suara sah nasional. Wakil PDIP di DPR RI juga berkurang menjadi 94 orang.

Pada pemilu 2014, perolehan suara PDIP mengalami kenaikan menjadi 23,67 juta atau 18,96 persen dari total 124,88 juta suara sah nasional. Dengan capaian ini, jumlah wakil PDIP di DPR RI meningkat menjadi 109 orang.

Pada pemilu 2019, perolehan suara PDIP naik lagi menjadi 27,05 juta atau 19,33 persen dari total 139,77 juta suara sah nasional. Dengan capaian ini, jumlah wakil PDIP di DPR RI meningkat menjadi 128 orang, yang tertinggi sejak pemilu 2004.

Baca Juga: Wakil Presiden RI ke 6 Tri Sutrisno sedang sakit, berikut ini profil jabatannya

Kedigdayaan partai politik berlambang Banteng Hitam Moncong Putih dengan 'Salam Metal'-nya masih terasa hingga saat ini.

Dari berbagai survei yang dilakukan lembaga survei, PDIP menjadi partai politik dengan elektabilitas tertinggi menjelang Pemilu 2024.

Menghadapi Pemilu 2024, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri meminta kepada seluruh anggota fraksi partai untuk terus bekerja keras dan rajin turun ke tengah masyarakat.

Baca Juga: Putin ngamuk! Kumpulkan para petinggi militer Rusia bahas taktik perang dan ini....

Pesan ini disampaikan Presiden kelima RI dalam Rapat Koordinasi Fraksi PDI Perjuangan Masa Bakti 2019—2024 di Gedung Sekolah Partai, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. (8/7/22)

"Ingat jangan selalu merasa berada di zona nyaman," tegas Megawati Soekarnoputri.

Selain itu, Megawati Soekarnoputri mengingatkan kepada para kadernya untuk turun ke bawah.

"Ini paling penting. Bukan politik elite. Kalau selalu turun ke bawah, pasti menang. Pahami bahwa anggota Fraksi PDI Perjuangan adalah orang partai sehingga seharusnya memiliki api perjuangan nan kunjung padam".

Baca Juga: Bali siap dukung Anies Baswedan, netizen bilang itu mimpi

Pesan Ketua Umum PDIP ini kemudian dijabarkan oleh Hasto Kristiyanto:

Pertama, jangan melupakan sejarah disingkat jas merah. Seluruh kader dan simpatisan diajak untuk selalu belajar dari masa lalu untuk masa depan.