JAKARTA INSIDER – Menghadapi Pemilu 2024, Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhamad Mardiono optimis PPP lolos ambang batas parlemen, 4 persen. Keyakinan ini didasari pada telah terciptanya konsolidasi internal partai menjelang Pemilu 2024
PPP, lanjut Mardiono, bertekad untuk bekerja lebih keras menaikkan elektabilitas PPP agar mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold).
“Hasil lembaga survei merupakan cambuk dan kritik bagi kami untuk bisa kerja lebih keras. Namun, karena PPP memiliki basis yang loyal, kita masih bisa eksis untuk lolos ambang batas seperti potret pada Pemilu 2014 dan 2019,” ujar Mardiono, sebagaimana dikutip JAKARTA INSIDER dari laman ppp.or.id. (1/12/2022).
Baca Juga: Vonis 4 tahun Doni Salmanan disoroti Hotman Paris: 4 tahun penjara bisa berkurang lagi dengan remisi
Pada Pemilu 2014, perolehan suara PPP yang bernomor urut 9, mencapai 8.152.957 suara atau 6,53 persen. Jumlah kursi PPP di parlemen sebanyak 39 kursi.
Pada Pemilu 2019, PPP dengan nomor urut 10, memperoleh suara sebanyak 6.323.147 suara atau 4,52 persen. Dengan perolehan suara sebanyak itu, PPP mendapat 19 kursi dan posisinya berada paling bawah dari 9 partai politik yang lolos ke parlemen.
Terlihat terjadi penurunan yang cukup banyak. Dari 39 kursi di Pemilu 2014 menjadi 19 kursi di Pemilu 2019. Turun 20 kursi.
Turunnya perolehan suara PPP di Pemilu 2019, menjadi keprihatinan Habil Marati yang kemudian menggagas pembentukan Forum Kabah Membangun (FKM).
Habil Marati prihatin melihat performa PPP akhir-akhir ini. Elektabilitasnya turun. "Ini harus diselamatkan oleh FKM jika PPP masih menginginkan kader mereka ada di DPR RI", ujar Habil Marati.
Langkah strategis yang ditempuh FKM, lanjut Habil Marati adalah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Tujuannya untuk mendongkrak elektabilitas PPP.
Keprihatinan Habil Marati ada dasarnya. Dalam survei litbang Kompas baru-baru ini, misalnya, pada Oktober 2022, PPP berada paling buncit 1,7 persen. Begitu juga dalam survei yang dilakukan CSIS sebelumnya, pada Agustus 2022, PPP juga berada paling bawah, 1,8 persen.
Dalam Survei yang diadakan oleh SMRC pada 5-13 Nopember dengan jumlah responden sebanyak 1012 yang tersebar di 34 propinsi.