JAKARTA INSIDER - Wacana yang dilemparkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Achmad Ali agar Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto jadi calon orang nomor dua setelah Anies Baswedan di perhelatan Pilpres 2024, mendapat respons dari Waketum Partai Perindo Boyke Novrizon.
Boyke mengatakan, duet Anies-Prabowo yang ditawarkan dalam Koalisi Perubahan cukup menggelikan. Pasalnya, bargaining posisition Prabowo jelas lebih tinggi ketimbang Anies Baswedan.
“Ya, kita lihat lah elektoral dari Pak Prabowo di sejumlah lembaga survey, posisinya selalu paling atas, dan Pak Prabowo itu pemilik dari Presidential Threshold 12,57% suara nasional,” katanya, Selasa (6/12/2022).
Baca Juga: Berusaha jadikan timnas Prancis Juara, Kylian Mbappe: Ini adalah obsesi saya
Boyke menilai, Prabowo telah diputuskan oleh Partai Gerindra sebagai capres. Sebagai pemilik sekaligus pendiri Partai Gerindra, Prabowo telah memiliki modal presidential threshold.
“Beda dong posisinya dengan Pak Anies yang tiba-tiba dipaksa jadi Capres,” ujarnya.
Eks aktivis 98 ini menilai pernyataan Waketum Nasdem yang meminta Prabowo sebagai cawapres Anies Baswedan dinilai juga kurang etis. Nasdem perlu menghargai mekanisme yang ada di Partai Gerindra.
Baca Juga: Heboh 100 pulau di kepulauan Widi akan dilelang, bolehkah? Begini aturan lengkapnya
“Jelas secara perolehan suara Gerindra lebih tinggi 17.594.839, sedangkan Nasdem 12.661.792, ada selisih jauh 5 juta suara, kok malah Prabowo malah di "Downgrade" dijadikan Cawapres,” tambahnya.
Boyke melanjutkan, dalam politik memang semua hal dapat terjadi, namun kita wajib berkaca diri dan acuannya tetap harus melihat realitas di lapangan.
Posisi dari Anies Baswedan saat ini bukan Ketua Partai dan juga sedang tidak mengemban posisi apapun usai lengser sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Pak Prabowo hari ini merupakan Menteri Pertahanan selain beliau adalah pemilik Partai Gerindra,” pungkas Boyke.***