Jadi PM Malaysia setelah 24 tahun menanti. Akankah Anwar Ibrahim membawa perubahan? Begini kata pengamat

photo author
- Jumat, 25 November 2022 | 22:43 WIB
Momen saat Anwar Ibrahim dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia
Momen saat Anwar Ibrahim dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia

Setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, Anwar dinilai memiliki setidaknya tiga tantangan yang harus dihadapi.

Baca Juga: Waduh! Menang melawan Serbia bayaran mahal Brazil harus dibayar kontan. Neymar jr cedera

Pertama, ia perlu memulihkan kembali nama baiknya yang pernah dipenjara atas tuduhan korupsi dan asusila. Karena itu, kata Rezasyah, Anwar akan membutuhkan waktu untuk meyakinkan banyak pihak di dalam negeri Malaysia, siapa dirinya yang sebenarnya.

Kedua, lanjut Rezasyah, tantangan lainnya adalah umur Anwar Ibrahim yang tak lagi dalam usia produktif. Sehingga dia sangat membutuhkan dukungan dari berbagai kekuatan dalam Pakatan, yang berpotensi menggerogotinya kelak.

Ketiga, Anwar Ibrahim diprediksi akan membawa perubahan pada pemerintahannya dengan komposisi Menteri yang tak biasa.

Rezasyah meyakini, Anwar Ibrahim juga bakal membuat wajah baru Malaysia yang lebih demokratis dan menegakkan ekonomi, yang tak sempat dijalankannya akibat lama tersingkir dari panggung politik nasional.

Baca Juga: Tiga nama calon Panglima TNI, Prabowo sebut Yudo Margono mampu jika dipilih

Terpisah, Pakar Politik Asia Tenggara Bridget Welsh menilai Anwar Ibrahim sebagai sosok globalis yang dapat meyakinkan investor internasional masuk ke Malaysia.

"Dia harus berkompromi dengan pihak lain di pemerintahan yang berarti proses reformasi akan menjadi lebih inklusif," kata Bridget Welsh, dikutip dari ABC.

"Anwar telah dilihat sebagai pembangun jembatan lintas komunitas. Pada saat yang sama ia menawarkan bantuan yang meyakinkan untuk tantangan yang akan dihadapi Malaysia," imbuhnya.

Baca Juga: Divonis 30 tahun penjara, inilah kisah pilu Pangeran Arab yang dibui sepulang dari studi dari Amerika

Diberitakan sebelumnya, pada pemilihan yang digelar pada Sabtu 19 November, Anwar Ibrahim sebagai Ketua Pakatan Harapan (PH) bersaing ketat dengan Ketua Perikatan Nasional (PN) Muhyiddin Yassin untuk mendapatkan dukungan.

Hasil dari pemilihan umum ke-15 itu ternyata melahirkan kondisi parlemen gantung, karena tidak ada partai politik maupun koalisi yang berhasil mendapatkan kursi mayoritas lebih dari 50 persen dari 222 kursi di Parlemen.

Koalisi Pakatan Harapan memperoleh kursi terbanyak di parlemen yakni 76. Meskipun mendapat sokongan satu kursi dari Ikatan Demokratik Rakyat Malaysia (MUDA) yang dipimpin politikus muda Malaysia Syed Saddiq dan lima kursi dari Partai Tindakan Demokratik (DAP), koalisi yang mereka bentuk masih belum dapat memenuhi syarat membangun pemerintahan baru.

Baca Juga: 17 Tahun koma, ayah Pangeran Arab ini masih mengharap keajaiban putranya siuman lagi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Rekomendasi

Terkini

X