JAKARTA INSIDER – Pasca gempa yang mengguncang Kabupaten Cianjur Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) lalu, pendataan terkait korban dan kerusakan infrastruktur terus dilakukan.
Berdasarkan data terbaru dari BNPB per hari ini Rabu 23 November 2022 pukul 19.24 WIB, jumlah korban gempa Cianjur mencapai 271 orang meninggal dunia, 2.043 terluka dan 61.908 orang mengungsi.
Sedangkan untuk kerusakan infrastruktur akibat gempa Cianjur tercatat 56.320 rumah yang mengalami kerusakan dengan rincian rusak berat 22.241 unit rumah, rusak sedang 11.641 unit rumah dan rusak ringan 22.090 unit rumah.
Baca Juga: Update terbaru jumlah korban gempa Cianjur: 271 orang meninggal dunia, 40 hilang, 61.908 mengungsi
Tak hanya rumah yang rusak, namun ada juga beberapa fasilitas umum lain yang juga terdampak antara 31 unit sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan tiga belas gedung perkantoran.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar), Dedi Supandi meninjau sekolah terdampak gempa di Kabupaten Cianjur sejak Selasa (22/11/2022) kemarin.
Peninjauan sekolah terdampak gempa Cianjur oleh Kadisdik Jabar diikuti oleh Kepala Bidang (Kabid) PSMK, Edy Purwanto, Kabid PSMA (I Made Supriatna), Kabid PKLK (Deden Saiful Hidayat), dan Ketua MKKS SMA Jabar (Agus Muhram) yang diisi dengan pembagian makanan ringan dan susu bagi para korban.
Dilansir JAKARTA INSIDER dari Instagram @disdikjabar pada Rabu (23/11/2022), Kadisdik Dedi Supandi menyampaikan bahwa berdasarkan hasil pantuan yang dilakukan oleh timnya, dilaporkan ada 26 sekolah yang rusak berat, sedang maupun ringan.
Baca Juga: Jadi tuan rumah perhelatan Piala Dunia 2022, Qatar miliki 5 fakta menarik yang jarang diketahui
Jadi, total keseluruhan dari 26 sekolah tersebut, hampir (seluruhnya) 138 unit ruang kelas, termasuk juga ruang guru yang mengalami rusak berat.
Namun yang paling terdampak adalah berada di daerah Cugenang dan Cilaku, termasuk di SMAN 1 Cianjur.
Lebih lanjut Kadisdik Dedi Supandi menjelaskan bahwa proses pembelajaran akan tetap berjalan tetapi menggunakan tiga pola.
"Daring, hybrid (luring dan daring), dan melakukan pembelajaran secara sif (pagi dan siang)," jelasnya.
Tak berhenti sampai disitu, Dedi Supandi mengungkap bahwa pihaknya sudah memberikan himbauan kepada para kepala sekolah dan kantor cabang dinas agar melaksanakan ujian akhir semester (UAS) dengan menggunakan pola-pola yang ramah anak karena ada anak yang masih dalam kondisi traumatis.
"Mengingat, di awal Desember siswa melaksanakan ujian akhir semester," tuturnya.
Artikel Terkait
TNI AL kirim 400 prajurit korps marinir, bantu evakuasi dan pencarian korban gempa bumi magnitudo 5,6 Cianjur
Pasca gempa 5,6 SR mengguncang Cianjur, BMKG ingatkan warga waspadai potensi longsor dan banjir bandang
Diskominfo Cianjur bagikan update jumlah korban gempa: 252 orang meninggal, 31 tertimbun, 2834 rumah rusak
Kapolri Sigit Prabowo tinjau langsung lokasi terdampak gempa Cianjur, pastikan bantuan sudah tersalurkan
Dampak gempa Cianjur, Bangunan Lapas Kelas IIB Cianjur roboh dan menewaskan 1 balita