Selain itu, gempa hari Senin terjadi di zona subduksi, sebuah area di mana salah satu lempek kerak besar bumi, yaitu Australia dan Sunda.
Kedua lempeng tersebut bergerak satu sama lain dengan proses yang sangat lambat, kecepatannya dua inci per tahun.
Seperti yang terjadi di semua zona subduksi di seluruh dunia, gerakan ini menimbulkan tekanan gesekan antara dua lempeng dan sering mengakibatkan gempa bumi.
Kekuatan gempa bumi Cianjur juga dirasakan oleh warga Jakarta, mereka melaporkan bahwa bangunan dan perabotan berguncang.
Cianjur sendiri merupakan salah satu kabupaten paling berbahaya di Indonesia karena rawan terjadi bencana, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi.
Baca Juga: Diduga sesar ini yang menyebabkan gempa dahsyat di Cianjur
Melihat kondisi alam Provinsi Jawa Barat memiliki struktur geologi kompleks dengan wilayah pegunungan di bagian tengah dan selatan, serta dataran rendah di wilayah utara.
Jawa Barat juga memiliki 17 gunung dengan Gunung Ciremai sebagai gunung tertinggi yaitu 3.078 meter.
Ini bersamaan dengan kepadatan penduduk yang menambah kompleksitivitas dari kondisi geografis wilayah Jawa Barat, sehingga memiliki risiko bencana yang tinggi.
Berdasarkan data dari Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2021, Provinsi Jawa Barat memiliki indeks risiko 134.94 (sedang), yang mana posisi pertamanya ditempati Kabupaten Cianjur.***