Jokowi endorse capres. Pengamat anggap merusak marwah Pilpres 2024

photo author
- Jumat, 11 November 2022 | 21:33 WIB
Momen Presiden Jokowi bersama dengan bakal calon presiden 2024 dari Partai Nasdem Anies Baswedan  (JPNN)
Momen Presiden Jokowi bersama dengan bakal calon presiden 2024 dari Partai Nasdem Anies Baswedan (JPNN)

JAKARTA INSIDER – Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan yang menyatakan dukungannya kepada beberapa nama yang dianggap potensial maju di Pilpres 2024 mencuri perhatian publik.

Harus diakui, Jokowi memiliki basis dukungan yang kuat di tengah rakyat. Mantan Walikota Solo ini magnet elektoral cukup besar.

Pengamat politik Pieter C Zulkifli mengatakan, kepuasaan rakyat terhadap Jokowi belum pernah dikalahkan oleh presiden-presiden sebelumnya.

Baca Juga: Jokowi dianggap endorse capres. Begini reaksi Bawaslu

“Oleh sebab itu jika saat ini merebak isu bahwa Presiden Jokowi mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024, maka Prabowo akan mendapatkan keuntungan elektoral,” kata Pieter kepada redaksi JAKARTA INSIDER.

Bahkan, Partai Perindo secara terbuka akan nurut ke arah mana bandul politik akan dilempar Jokowi. Hary Tanoesoedibjo Ketua Umum Perindo menyebut partainya akan mengikuti semua arahan dan pilihan Jokowi dalam Pilpres 2024 nanti.

“Koalisi ke Pak Jokowi karena pilpres kan gabungan koalisi banyak partai. Ya akan ikut apa yang beliau arahkan,” kata Hary Tanoe saat memberikan sambutan pada acara ulang tahun Perindo, 7/11/22.

Baca Juga: Lindungi produk jurnalistik, Dewan Pers dan Bareskrim Polri tandatangani perjanjian kerjasama

Dia mengatakan kriteria calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung Perindo akan mengikuti arahan Presiden Joko Widodo.

“Kalau beliau bilang A ya A, kalau B ya B, Kalau A dan B ya A dan B. Ya kami akan ikut beliau,” kata Hary Tanoe.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan, Jokowi sebagai sosok presiden tak elok menyatakan demikian.  

Baca Juga: Jokowi dukung Prabowo, bagaimana nasib Anies dan Ganjar? Begini kata pengamat

Jokowi, menurut Hendri, harus menahan syahwat untuk mendukung salah satu di antara capres atau bahkan mendukung semua.

"Harusnya dia tidak mendukung siapapun dan mempersilakan saja pada rakyat memilih, ini kan sebetulnya ritual biasa dalam demokrasi, ritual lima tahunan, harusnya enggak perlu terlalu sibuk lah presiden," imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Rekomendasi

Terkini

X