Sementara itu, dokumen pengadilan Saudi menuduh Pangeran Abdullah menggunakan aplikasi Signal melalui ponselnya selama di Boston untuk berbicara dengan ibunya dan sejumlah kerabat lain tentang penahanan sepupunya sesama pangeran. Penahanan tersebut juga dilakukan setelah MbS berkuasa.
Pangeran Abdullah juga dituduh pernah menggunakan telepon umum di Boston untuk berbicara dengan pengacara soal kasus penangkapan sepupunya. Ia juga diduga mengirim uang US$9 ribu (RP141 juta) untuk membayar tagihan apartemen sepupunya itu di Paris.
Baca Juga: Ganjar siap nyapres, Ganjar unggah kisah dosen nyebelin di Instagram
Teman-teman Pangeran Abdullah mengatakan, tiba-tiba dia diminta pulang ke kampung halaman dengan tiket pesawat yang disediakan pemerintah Saudi. Dia diminta belajar jarak jauh selama pandemi.
Sementara itu, Pangeran Abdullah meskipun telah lama tinggal dan menjadi mahasiswa pascasarjana di Universitas Northeastern Boston yang, tak banyak yang mengetahui dia adalah keluarga kerajaan Arab Saudi.
Menurut teman-temannya, di jarang sekali membicarakan tentang keluarganya. Pangeran Abdullah selalu fokus pada studi, rencana karir, dan cintanya terhadap sepak bola.
Baca Juga: Anies cari pasangan, pengamat bilang Surya Paloh yang pusing
Pangeran Abdullah diketahui berasal dari salah satu cabang keluarga kerajaan Saudi yang menjadi sasaran penahanan rezim MbS. Keluarga Pangeran Abdullah dianggap sebagai saingan MbS.
Adapun MbS adalah Putra Mahkota yang ditunjuk untuk melajutkan tahta Raja Salman yang telah lanjut usia.***
Artikel Terkait
KTT G20 akan berlangsung 15-16 November 2022 di Bali, kesiapan sudah 99 persen, ini agendanya
Dukung suksesnya Presidensi G20, Kemenhub lakukan pembatasan penerbangan reguler dari dan ke Bali
Detik-detik menjelang pelaksanaan KTT G20, berikut ini daftar pemimpin negara yang dipastikan hadir di Bali