JAKARTA INSIDER – Konflik antara Rusia dan Ukraina yang belum juga berakhir setelah 258 hari lamanya membuat seluruh negara di dunia juga ikut terdampak.
Salah satu dampak perang Ukraina dan Rusia adalah adanya ancaman krisis pangan yang kini telah dialami di beberapa negara.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan mengingatkan pemerintah agar tidak diam saja dan segera memberi perhatian lebih akan adanya ancaman krisis pangan tersebut.
Pasalnya, kini ancaman krisis pangan sudah nampak di depan mata. Indonesia bisa saja mengalaminya mengingat telah banyak negara yang juga mengalaminya.
“Saya mendesak pemerintah mewaspadai hal ini karena dari sisi stok pangan nasional di Bulog saja sekarang telah mengalami pelorotan drastis, demikian juga dengan ketersediaan pangan yang kondisinya mengkhawatirkan akibat harga yang tidak stabil saat ini,” ujarnya dikutip JAKARTA INSIDER dari laman dpr.go.id (3/11/2022).
Menurut Johan, pemerintah juga harus meningkatkan kewaspadaan dari turunnya produksi pangan yang ada di dalam negeri.
Baca Juga: Resep Jengkol sambel teri favorit keluarga di rumah, awas bikin nasi cepat habis
Hal ini karena adanya potensi perubahan iklim yang kini semakin tidak menentu dan sulit diprediksi.
Bahkan cuaca ekstrem serta berbagai bencana seperti banjur dan tanah longsor dapat memberikan dampak buruk yakni hasil produksi pertanian yang rendah dan memburuk.
"Saya menekankan agar dimunculkan semacam Gerakan Kewaspadaan Nasional terhadap ancaman krisis pangan, hal ini agar negara tidak lalai terhadap hajat hidup rakyat Indonesia. Contoh kondisi yang harus diwaspadai dari sisi stok pangan, kita temukan per Oktober 2022 bahwa stok cadangan beras pemerintah di Bulog hanya sekitar 673 ribu ton padahal mestinya stok cadangan itu harus berkisar 1 juta hingga 1,5 juta ton beras setiap saat," ungkap Johan.
Baca Juga: Resep tahu aci kuah gejrot ala Chef Devina Hermawan, Gurih dan enak banget!
Oleh karena itu, Johan mengingatkan agar stabilitas pangan nasional tetap terjaga maka anggaran sektor pangan juga harus diperkuat.
Sehingga kita tidak bergantung pada hasil impor untuk menyetok kebutuhan sektor pangan dan hasil pertanian dalam negeri semakin membaik, petami pun akan menjadi sejahtera.
“Kita tekankan agar kesejahteraan petani menjadi tantangan bagi Badan Pangan Nasional, menekan inflasi pangan harus didapat tanpa mengorbankan petani,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Serang pembangkit listrik, Ukraina alami krisis air dan listrik parah
Perang Ukraina semakin membara! Komando Ukraina hancurkan Helikopter kesayangan Kremlin di Perbatasan Latvia
Putin bertemu PM Armenia dan Presiden Azerbaijan memediasi konflik Nagorno Karabah, Zelenskiy: Ukraina Rusia?
Iran bersiap kirim Drone dan Rudal untuk Rusia usai dapat tuduhan dari Israel dan Ukraina
Jet Tempur SU 25 Rusia terbang rendah luncurkan flare, hantam satu desa diduga markas pertahanan Ukraina