JAKARTA INSIDER - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta Pemerintah melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait lemahnya deteksi dini terhadap gangguan ginjal akut pada anak.
Hal ini disebabkan kasus gagal ginjal misterius khususnya terjadi pada anak-anak bahkan sampai memakan korban.
Akibat obat sirup yang mengandung bahan kimia adalah Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang mendera gagal ginjal misterius lebih dari 200 anak Indonesia.
Baca Juga: Kasus gagal ginjal misterius, ini pesan Ma'ruf Amin ke BPOM dan Kemenkes
Dilansir JAKARTA INSIDER dari laman dpr.go.id pada Senin (24/10/2022) tentang maraknya kasus gagal ginjal misterius anak, Indonesia harus melakukan transformasi sektor kesehatan.
“Dengan adanya kasus gagal ginjal akut pada anak, Indonesia harus melakukan transformasi sektor Kesehatan. Adanya kasus-kasus yang ditemukan di negara lain semestinya menjadi pemicu untuk dilakukannya deteksi dini di Indonesia. Bukan justru menunggu jatuhnya korban jiwa, baru bergerak melakukan penelitian,” kata Puan dalam keterangan persnya yang diterima Parlementaria, Jumat (21/10/2022).
Pemerintah sebelumnya sudah menginstruksikan pelarangan sementara penjualan dan penggunaan obat anak dalam bentuk cair yakni Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang merupakan bahan kimia pelarut.
Baca Juga: Gagal ginjal misterius merebak, pola hidup sehat harus ditanamkan kepada setiap anak bangsa
Bahan ini digunakan sebagai pengganti propilen glikol yang digunakan pabrik farmasi sebagai pelarut dalam obat-obatan umum seperti paracetamol.
Dari pengumuman yang disampaikan BPOM, ada 5 obat sirup anak yang tercemar etilen glikol (EG) sehingga harus ditarik peredarannya karena kandungan EG-nya melebihi ambang batas aman. Puan pun meminta pengawasan terhadap produksi obat semakin diperketat. “Apabila ada kelalaian dari pihak produsen obat, harus diusut tuntas sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujar Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu.
Puan juga mendorong pemerintah daerah untuk bergerak cepat melakukan deteksi dini dan siaga dalam melayani pasien anak dengan gagal ginjal akut.
Apalagi, sejumlah daerah belum memiliki layanan cuci darah untuk anak atau hemodialisa yang terbatas.
Seluruh pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, diminta melengkapi seluruh layanan kesehatan dengan fasilitas dan alat kesehatan yang memadai untuk penanganan kasus gagal ginjal akut anak. “Buktikan bahwa pemerintah pusat dan daerah betul-betul peduli pada persoalan kesehatan masyarakat dan kualitas hidup rakyat,” tutup legislator dapil Jawa Tengah V itu.***
Artikel Terkait
Gagal ginjal misterius merajalela, orangtua diminta waspada
Kasus gagal ginjal misterius, ini pesan Ma'ruf Amin ke BPOM dan Kemenkes
Waspadai peningkatan kasus gagal ginjal akut, Kemenkes: Orang tua harus tetap tenang dan jangan panik
Wapres minta Kemenkes dan BPOM lebih selektif memberikan izin peredaran obat guna tekan gagal ginjal misterius
Gagal ginjal misterius merebak, pola hidup sehat harus ditanamkan kepada setiap anak bangsa