Daftar kerugian Ukraina akibat invasi Rusia serta tokoh penting yang turut andil dalam konflik

photo author
- Jumat, 30 September 2022 | 14:24 WIB
Ilustrasi bendera Ukraina vs Rusia  (Sydney morning Herald )
Ilustrasi bendera Ukraina vs Rusia (Sydney morning Herald )

JAKARTAINSIDER – Tak sedikit kerugian yang di alami Ukraina akibat invasi tujuh bulan Rusia.

Sebenarnya, konflik Ukraina dan Rusia sudah lama terjadi di tahun 2014 , dan baru pecah tahun 2021.

Invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada November 2021, saat itu perang mulai dan tak sedikit pasukan militer yang gugur.

Invasi Rusia ke Ukraina adalah ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan diEropa saat berakhirnya Perang Dingin.

21 Februari Presiden Rusia Vladimir Putin memberi pidato yang berisi daftar panjang mengenai keluhan, dimana untuk pembenaran “operasi militir khusus”.

Kemudian, serangan di mulai di beberapa tempat wilayah Ukraina.

Dalam hal ini,Amerika menegaskan bahwa Rusia telah melanggar hukum internasional dan kedaulatan serta kedamaian negara lain.

Keluhan-keluhan yang disebutkan dalam pidato Vladimir Putin adalah perselisihan yang sudah lama membara atas Perluasan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Konflik ini menyebabkan banyaknya kerugian antara Ukraina dan Rusia pastinya.

Tetapi kerugian paling banyak dan besar lebih dominan ke Rusia yang dimana perang ini dimenangkan oleh Ukraina.

Diluar dari kemenangan Ukraina akan Rusia, Ukraina juga mengalami banyak kerugian.

Mulai dari korban militer dan warna sipil sampai rumah-rumah warga dan kota yang hancur, saat berlangsungnya perang antara dua negara tersebut.

Berikut ini ada beberapa kerugian yang dialami Ukraina karena perang dengan Rusia, diantaranya :

1. Banyak kota dan rumah di Ukraina yang hancur

Pasukan dari Rusia sudah menembaki dan menghancurkan banyak rumah warga, infrastruktur dan daerak pemukiman di kota-kota Ukraina.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: The Guardian

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X