politika

Ini alasan Presiden Jokowi menyebut dunia pers sedang tidak baik baik saja dalam puncak peringatan HPN 2023

Kamis, 9 Februari 2023 | 14:52 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan sambutan di puncak acara HPN 2023 menyebut dunia pers sedang tidak baik baik saja.

JAKARTA INSIDER – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2023 (HPN 2023) yang digelar di Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (09/02/2023).

“Atas nama rakyat, atas nama pemerintah saya menyampaikan selamat Hari Pers kepada seluruh insan pers Indonesia di manapun Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara berada,” ujar Presiden Jokowi mengawali sambutannya pada HPN 2023 yang mengusung tema “Pers Bebas Demokrasi Bermartabat” ini.

Lebih lanjut, dalam sambutannya pada HPN 3023 Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi pers nasional kepada bangsa dan negara.

Baca Juga: Sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) yang kini berusia satu abad

“Terima kasih kepada pers nasional atas kontribusinya kepada bangsa dan negara. Sejak awal awak media berkontribusi besar dalam menyuarakan ajakan perjuangan kemerdekaan, menyuarakan inovasi-inovasi pembangunan, dan menjadi penopang utama demokratisasi,” ujarnya.

Presiden pun menceritakan bahwa dirinya mempunyai pengalaman pribadi yang dalam dan bersahabat dengan insan pers, sejak menjadi wali kota, gubernur, hingga menjadi presiden.

“Saya ke sana-ke mari runtang-runtung saya jalan bareng ke kampung, ke pasar, ke desa, ke nelayan dengan rekan-rekan wartawan. Dan terbukti, insan pers telah membuka harapan orang biasa seperti saya bisa menjadi presiden,” tandasnya.

Baca Juga: Gawat! Rusia bentuk pasukan Sniper di wilayah konflik semenanjung Krimea untuk habisi pasukan Ukraina

Dunia pers sedang tidak baik baik saja

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa saat ini dunia pers sedang tidak baik baik saja.

Presiden menilai, isu utama dunia pers saat ini bukan lagi mengenai kebebasan pers melainkan pemberitaan yang bertanggung jawab.

 “Pers sekarang ini mencakup seluruh media informasi yang bisa tampil dalam bentuk digital. Semua orang bebas membuat berita dan sebebas-bebasnya. Sekarang ini masalah yang utama, menurut saya adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab,” ujar Presiden.

Baca Juga: Lebih dari 12.000 orang jadi korban gempa Turki, Pemerintah RI akan kirim 6,8 ton bantuan logistik melalui EMT

Presiden menyebutkan, saat ini masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Media konvensional yang beredaksi pun menjadi semakin terdesak dalam peta pemberitaan

Halaman:

Tags

Terkini