JAKARTA INSIDER - Belum usai perang dan krisis kemanusiaan, warga Suriah harus menghadapi bencana lainnya, gempa bumi.
Hingga 7 Februari 2023, sedikitnya 1.451 orang dilaporkan menjadi korban tewas akibat gempa di Suriah.
711 orang menjadi korban tewas di area yang dikuasai pemerintah Suriah.
Sementara 740 oang meninggal dikawasan yang dikontrol kelompok oposisi.
Krisis di Suriah dimulai pada tahun 2011 setelah muncul demonstrasi besar menentang rezim pemerintahan Bashal Al-Assad yang dianggap otoriter.
Tapi Assad memerintahkan penumpasan kekerasan, meluncurkan perang saudara yang masih aktif sampai sekarang.
Baca Juga: Alasan Turki menjadi negara yang rentan gempa bumi ternyata karena hal ini
Pasukannya sekarang telah merebut kembali kendali atas sebagian besar bagian negara yang berpenduduk. Tetapi beberapa daerah – seperti di Idlib – tetap berada di bawah kendali oposisi.
Pada 2014, kelompok ISIS menguat di Irak dan Suriah menambah situasi negera tersebut makin runyam.
Tak berselang lama, beberapa negara lain masuk dan ikut campur dan menjadikan Suriah sebagai medan tempur kelompok tertentu yang berada ada dalam pengaruh Rusia, AS, dan Turki.
Lebih dari 300.000 warga sipil tewas dari Maret 2011 hingga Maret 2021, sementara 13 juta warga terpaksa kehilangan tempat tinggal.
Selain kematian warga sipil, kerusakan infrastruktur yang luas, kekurangan air dan listrik, penyebaran COVID-19 dan kolera terjadi selama konflik ini.