JAKARTA INSIDER - Saat konflik dengan Rusia masih berlangsung, hubungan Ukraina dengan Belarus yang merupakan sekutu dekat Kremlin, dikabarkan memanas.
Drone pengintai dari pihak Ukaina dilaporkan terbang beberapa kali sehari sepanjang garis hutan yang menjadi perbatasan dengan Belarus.
Langkah tersebut diambil Ukraina untuk mengetahui kemungkinan serangan kejutan dari utara, yang kemungkinan jadi pengulangan serangan Rusia yang gagal ke Kyiv pada awal perang yang dimulai pada akhir Februari tahun lalu.
Baca Juga: Naftali Bennett, mantan PM Israel bocorkan figur Ukraina yang tidak akan dihabisi Rusia, siapa dia?
Tidak ingin gegabah, sejak musim panas Ukraina telah memperkuat pertahanan, membangun dan memperluas parit dan meletakkan ranjau di hutan menjelang serangan musim semi yang diharapkan para pejabat militer.
Sementara itu, penduduk di wilayah yang ditempati sementara tahun lalu merasa ngeri dengan kemungkinan semuanya akan dimulai kembali.
“Kami mendengarkan setiap suara dan kebisingan kecil. Ini bukan cara hidup,” kata Valentina Matveva, 64, dari desa Ripky.
"Ketika Anda terus-menerus dalam ketakutan, itu bukanlah hidup."
Kekhawatiran akan dorongan militer terjadi setelah Rusia dan Belarus mengadakan latihan angkatan udara bersama, satu bulan setelah kunjungan langka oleh Presiden Rusia Vladimir Putin ke Minsk pada Januari.
Pakar militer dan intelijen Barat mengecilkan kemungkinan serangan baru dari utara.
Kementerian Pertahanan Inggris men-tweet pada 11 Januari bahwa pesawat Rusia dan pasukan Rusia yang ada di Belarus, meskipun banyak, “tidak mungkin menjadi kekuatan ofensif yang kredibel.”
Baca Juga: Ketua PP Muhammadiyah minta perbedaan penetapan 1 Syawal jangan ‘digoreng’ jadi sumber perpecahan
Para pejabat Belarusia menyebut pengerahan pasukan di sepanjang perbatasan sebagai "pencegahan strategis" menurut laporan setempat.