politika

Jawaban Jerman terkait permintaan jet tempur dari Ukraina untuk lawan Rusia

Selasa, 31 Januari 2023 | 14:36 WIB
Olaf Scholz, Kanselir Jerman beri jawaban terkait jet tempur yang diminta Ukraina. (Twitter @OlafScholz)

JAKARTA INSIDER - Jerman menjadi salah satu negara yang kerap diminta oleh Ukraina atau NATO untuk kirim kendaraan perang.

Tak hanya tank, Ukraina juga meminta Jerman dan Amerika Serikat pasok jet tempur untuk menghadapi Rusia.

Terkait hal tersebut, Berlin telah memberi respon bahwa Jerman tidak mungkin menuruti permintaan jet tempur modern untuk Ukraina.

Baca Juga: Menkopolhukam bela Kejagung terkait KSP Indosurya. Dakwaannya jelas, pengadilan yang bebaskan Henry Surya!

Permintaan jet tempur disampaikan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy setelah Jerman dan Amerika Serikat akhirnya luluh pada permintaan Kiev untuk kirim tank tempur, Abrams dan Leopard 2.

Dikutip JAKARTA INSIDER dari laman Sueddeutsche Zeitung, Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius menyebut tidak akan kirim jet tempur.

"Pengiriman seperti itu tidak mungkin untuk dilakukan," kata Pistorius.

Baca Juga: Bersikukuh! Presiden Ukraina desak Rusia dilarang ikut Olimpiade 2024

Ia menjelaskan alasan karena pesawat tempur adalah sistem yang lebih kompleks ketimbang tank tempur dan memiliki jangkuan dan daya tembak yang sama sekali berbeda.

Selain itu Kanselir Jerman, Olaf Scholz, juga mengkritik perdebatan tentang pengiriman jet tempur ke Ukraina.

"Sungguh istimewa bahwa debat ini diadakan. Beberapa orang harus bertanya pada diri sendiri: mengapa mereka mengajukan pertanyaan tentang membantu orang Ukraina," kata Scholz.

Baca Juga: Live streaming Indosiar, siaran langsung PSIS vs Persib di Liga 1 hari ini kick off pukul 16.30 WIB

Dalam masalah sepenting pengiriman senjata, itu harus tentang materi dan pertimbangan rasional, tegas Scholz. 

Dia mengenang bahwa tak lama setelah perang dimulai, dia dan Presiden AS Joe Biden mengesampingkan zona larangan terbang karena hal itu akan menyebabkan konflik antara Rusia dan NATO.***

Tags

Terkini