Pada 2019 juga demikian. Airlangga Hartarto tidak maju sebagai calon presiden tapi bergabung dengan koalisi mendukung Jokowi.
Baca Juga: Ketum Partai Demokrat, AHY, serukan Sekretariat Perubahan segera dibentuk
Ini, menurut Saiful, adalah perhitungan rasional berdasarkan perhitungan di lapangan.
Saiful menjelaskan bahwa sekarang Golkar menginginkan Airlangga menjadi calon presiden, namun dinamika di lapangan belum terlihat kuat.
Apakah Ridwan Kamil bisa menjadi alternatif untuk menjadi calon presiden Golkar, atau setidaknya menjadi calon wakil presiden?
Baca Juga: Misi balas dendam terlampiaskan, Persib Bandung naik kepuncak klasemen sementara BRI Liga 1
Pada survei SMRC Desember 2022, dalam simulasi 11 nama, Ridwan Kamil mendapatkan dukungan publik 7,1 persen. Posisi pertama ditempati Ganjar Pranowo dengan 27,3 persen, disusul Anies Baswedan 20 persen, dan Prabowo Subianto 19,8 persen.
Ridwan Kamil berada di posisi keempat. Posisi ini, menurut Saiful, tidak terlalu buruk, tapi juga belum cukup kompetitif.
Yang menarik, menurut Saiful, bahwa para tokoh yang mendapatkan dukungan publik yang lumayan baik memiliki latar belakang gubernur.
Ada Ganjar sebagai gubernur Jawa Tengah, Anies mantan gubernur DKI Jakarta, dan Ridwan Kamil gubernur Jawa Barat.
Hanya saja, dalam temuan ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indra Parawansa, tidak sekuat tiga nama tersebut.
Saiful menjelaskan bahwa jika dilihat dari data ini, untuk menjadi calon presiden, Ridwan Kamil masih berat.
Baca Juga: Lirik lagu 'Rose' dari Got The Beat beserta terjemahan Bahasa Indonesia
“Berdasarkan data ini, untuk menjadi calon (presiden) dari Golkar, (Ridwan Kamil) belum meyakinkan,” demikian Saiful Mujani profesor bidang politik.***