Baca Juga: Kemenkeu RI kembali buka pendaftaran seleksi beasiswa LPDP mulai hari ini, simak syaratnya di sini!
Agar permohonan itu terkabul, dibutuhkan dukungan dari semua anggota aliansi.
Turki dan Hongaria menjadi satu-satunya negara yang selama ini menahan diri.
Turki menjadi anggota NATO sejak 1952 dan merupakan kekuatan militer terbesar kedua dalam aliansi pertahanan Barat ini.
"Lampu hijau" dari Turki juga diperlukan dua kandidat anggota baru, Swedia dan Finlandia sebagai syarat keanggotaan NATO.
Namun, Presiden Turki, Erdogan, menuding dua negara itu melindungi anggota Partai Pekerja Kurdistan, yang sudah dimasukkan oleh pemerintah Turki dalam daftar teroris.
Baca Juga: Sukses antarkan Real Madrid petik kemenangan, Benzema berhasil samai rekor Raul di Stadion San Mames
Erdogan juga mengkritik Swedia karena mengijinkan kelompok pro-Kurdi, termasuk Partai Pekerja Kurdistan (PKK), mengadakan aksi unjuk rasa di negara mereka.
Sebelum insiden pembakaran Al Quran, Turki telah menuntut Stockholm agar aktivis Kurdi diserahkan.
Di Turki, Uni Eropa (UE), dan Amerika Serikat (AS), PKK dianggap sebagai kelompok teroris. Tapi di Swedia, simbol kelompok tersebut tidak dilarang.
"Anda membiarkan organisasi teror berkeliaran di jalanan Anda dan kemudian mengharapkan dukungan kami untuk masuk ke NATO. Tidak akan terjadi,” tegas Erdogan.
Baca Juga: 5 Amalan di bulan Rajab untuk raih pahala dan berkah
Pada waktu diadakan KTT NATO di Madrid Juni 2022, tercapai kesepakatan awal antara Turki-Swedia-Finlandia untuk keanggotaan NATO bagi Swedia dan Finlandia.
Sebelum memberikan kesepakatannya, Turki mengajukan syarat, kedua negara tersebut meng-ekstradisi 130 teroris Kurdi untuk diadili di Turki.
Erdogan mengatakan, hal itu adalah bagian dari kesepakatan yang dicapai di KTT Madrid.
Namun, Swedia dan Finlandia menolak kesepakatan bersyarat semacam itu dengan rincian daftar nama "teroris" yang harus diserahkan.