politika

Peristiwa penting di bulan Rajab dalam sejarah umat Islam. Salah satunya pembebasan Baitul Maqdis Palestina

Senin, 23 Januari 2023 | 19:18 WIB
Menjelang bulan Rajab pemandangan hamparan padang rumput dan bunga yang bersemi di Arab Saudi sungguh indah (twitter)

 

JAKARTA INSIDER - Bulan Rajab 1444 H adalah satu dari empat al asyhur al-hurum atau bulan-bulan haram, bulan-bulan yang suci dan mulia, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Hal tersebut sebagaimana firman Allah Ta’ala sebagai berikut:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ (التوبة: ٣٦)

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 bulan haram. (QS At-Taubah: 36).

Baca Juga: Siap-siap, Kemenkes umumkan vaksinasi booster kedua Covid-19 mulai tanggal ini

Di antara dalil yang mensunahkan untuk perbanyak ibadah puasa dan amalan zikir lainnya, bulan Rajab ternyata memiliki beberapa peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah umat Islam.

Hal ini tentu bukanlah kebetulan semata, akan tetapi menunjukkan bahwa Rajab adalah salah satu bulan yang mulia. Di antaranya adalah:

1. Sayyidah Aminah binti Wahb mulai mengandung janin yang kelak diberi nama Muhammad pada bulan Rajab.

Setelah mengandung selama sembilan bulan, pada bulan Rabi’ul Awwal Sayyidah Aminah melahirkan makhluk yang paling mulia, baginda nabi agung Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Kelahirannya adalah rahmat yang Allah hadiahkan kepada alam semesta.

Baca Juga: Usai alami KDRT, Venna Melinda jalani terapi pemulihan untuk kesehatan mentalnya ke psikolog

2. Pada 27 Rajab, terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj, salah satu mukjizat terbesar yang Allah anugerahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Mengenai mukjizat agung ini, penting untuk digarisbawahi bahwa maksud dan tujuan Isra’ dan Mi’raj bukan berarti Allah di atas lalu Rasulullah diperintah untuk naik ke atas untuk sowan bertemu dan menghadap Allah.

Bukan seperti itu yang dimaksud dengan mukjizat yang luar biasa ini.

Para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah menegaskan bahwa Allah Maha Suci dari tempat dan arah.

Halaman:

Tags

Terkini