JAKARTA INSIDER - Sudah hampir setahun perang antara Rusia dengan Ukraina terjadi. Tentara kedua belah pihak sudah banyak yang tewas di medan tempur.
Tak hanya itu saja, kerugian harta benda juga telah lama diderita oleh warga Ukraina.
Solusi dan opsi damai pun telah diajukan oleh kedua belah negara yang sedang berperang. Namun masih alami kebuntuan.
Baca Juga: KPK tahan tersangka korupsi kerja sama pengelolaaan Anoda Logam, rugikan negara ratusan miliar
Hingga Rabu (18/1/2023) kemarin, perdamaian dan keamanan di Ukraina dibicarakan serius di tingkat Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos, Swiss.
Dalam WEF itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, dirinya belum meyakini adanya kesempatan untuk negosiasi perdamaian yang serius antara pihak-pihak yang bertikai di Ukraina.
Bahkan setelah mendekati waktu satu tahun invasi Rusia dalam skala massif.
Baca Juga: Mengapa Imlek selalu hujan? Ini penjelasan BMKG
Dikatakan Antonio Guterres, bahwa PBB tetap berkomitmen untuk mengurangi penderitaan warga Ukraina yang masih terombang ambing akibat perang dahsyat.
“Akan ada akhir… ada akhir dari segalanya, tapi saya tidak melihat akhir dari perang dalam waktu dekat,” kata Guterres, sebagaimana dilansir JakartaInsider dari situs resmi PBB, www.un.org/en, Kamis (19/1/2023).
Lebih lanjut penilaian Guterres terkait kondisi terkini di Ukraina, “saya tidak melihat peluang hingga saat ini untuk melakukan negosiasi perdamaian yang serius antara kedua pihak.” Demikian Sekjen PBB António Guterres.***