JAKARTA INSIDER - Rusia disebut bakal libatkan pihak ketiga untuk hadapi Ukraina.
Negara yang dimaksud tak lain adalah Belarus, yang menjadi sekutu dekat Rusia.
Belarus disebut bisa resmi bergabung dalam perang di Ukraina dalam beberapa waktu kedepan jika Moskow berkesimpulan Ukraina telah 'memakai kekuatan' terhadap dua negara tersebut.
Dikutip JAKARTA INSIDER dari laman Tass (15/1/2023), Aleksey Polishchuk, direktur Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan penggunaan kekuatan apa pun oleh rezim Kyiv atau invasi militer Ukraina ke Belarus atau Rusia akan cukup untuk memicu respons kolektif.
Seperti diketahui Rusia dan Belarus telah bersama sejak lama dan menjalin kerjasama mulai dari sektor ekonomi hingga militer.
Hal itu kemudian menjadi doktrin militer terbaru pada istilah 'Negara Persatuan' dimana mereka bisa mengambil tindakan jika salah satu atau keduanya menalami ancaman.
Baca Juga: Survei SMRC Agustus 2022, PKB masuk tiga besar geser Golkar, posisi dua besar PDIP dan Gerindra
Meski demikian kepemimpinan politik dan militer kedua negara untuk memutuskan apakah akan menanggapi dan dengan cara apa.
Kelayakan penggunaan pasukan 'Persatuan' dan kecukupan tanggapan bersama terhadap ancaman yang ditimbulkan dalam situasi tertentu akan menjadi kunci.
Menurut Polishchuk, selain mengambil bagian dalam operasi militer, ada bentuk dukungan lain di dalam 'Persatuan', terutama kerja sama militer dan teknis yang paling maju antara Moskow dan Minsk.
“Negara kami saling memasok senjata dan komponen untuk produksi perangkat keras militer, bekerja sama dalam masalah perlindungan perbatasan, dan meningkatkan kemampuan tempur sistem pertahanan udara bersama Rusia-Belarus," ungkap ia.