Ada empat filosofi dalam logo baru PPP dengan ikat kepala berwarna merah putih
Keempat filosofi itu, antara lain:
- Beragam hijau menyatu ke dalam bulatan putih, ukhuwah insaniyah, ukhuwah basariyah.
- Ikat kepala merah putih, ukhuwah wathoniyah, cinta dan berjuang untuk kemaslahatan NKRI.
- Kabah: ukhuwah islamiyah, sebaik-baik umat adalah yang menegakkan kebenaran dan mencegah kebathilan (amar ma'ruf nahi munkar), dan beriman kepada Allah.
- Merawat Persatuan dengan Pembangunan merupakan sublimasi dari 6 prinsip perjuangan dan 5 visi partai.
"Menuju usia emas ke-50 pada 5 Januari 2023 dan menjemput kemenangan dalam Pemilu 2024 yang akan datang, PPP mengajak semua untuk bersama-sama para kader pulang menuju Ka'bah," ujar Suharso Manoarfa ketika itu.
Semua ini tinggal kenangan atau menjadi catatan sejarah perjalanan PPP. Suharso Monoarfa pada awal September 2022 diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketum PPP periode 2020-2025.
Keputusan ini dibuat oleh Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Pada 22 Agustus 2022 tiga pimpinan Majelis Partai yang terdiri dari Ketua Majelis Syariah Mustofa Aqil Siraj, Ketua Majelis Pertimbangan Muhammad Mardiono, dan Ketua Majelis Kehormatan Zarkasih Nur mengeluarkan surat untuk meminta Suharso Monoarfa ppmundur dari jabatannya.
Kemudian, pada 30 Agustus 2022, tiga pimpinan Majelis Partai telah mengeluarkan Fatwa Majelis untuk memberhentikan Suharso Monoarfa. Fatwa ini kemudian ditindaklanjuti oleh Mahkamah Partai.
"Pada tanggal 2-3 September bertempat di Bogor, Mahkamah Partai melakukan rapat dan mengeluarkan Pendapat Mahkamah Partai, bahwa menyepakati usulan 3 Pimpinan Majelis untuk memberhentikan Saudara Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum DPP PPP masa bakti 2020-2025," ungkap Wakil Sekretaris Majelis Pertimbangan DPP PPP Usman M. Tokan.
Keputusan Mahkamah Partai didasarkan pada pidato Suharso Monoarfa dalam forum pendidikan anti korupsi yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 15 Agustus 2022.
Dalam pidato tersebut, Suharso sempat menyebut tentang 'amplop kyai', yang merupakan pemberian ketika melakukan silaturahmi kepada para kyai.
Majelis Partai menjelaskan pidato tersebut telah membuat kegaduhan di kalangan para kyai dan santri yang menjabat di struktural PPP karena dianggap sebagai penghinaan. Ketiga petinggi Majelis juga menganggap pidato Suharso sebagai suatu ketidakpantasan.