Warga Palestina sebelumnya telah memperingatkan agar tidak mengizinkan Ben-Gvir untuk berkunjung.
Setelah dilanjutkan, kementerian luar negeri Palestina mengecam apa yang digambarkannya sebagai "penyerbuan masjid al-Aqsa oleh menteri ekstremis Ben-Gvir, dan memandangnya sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan eskalasi konflik yang berbahaya".
Baca Juga: Chord Kalih Welasku - Denny Caknan: Kekarepanku yen pancen dadi siji
Seorang juru bicara kelompok Islam militan Palestina, Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, menyebutnya sebagai "kejahatan" dan bersumpah situs itu "akan tetap milik Palestina, Arab, Islami", lapor kantor berita AFP.
Ketegangan dengan Israel yang meningkat menjadi kekerasan di lokasi tersebut pada Mei 2021 membuat Hamas menembakkan roket ke Yerusalem, memicu konflik 11 hari dengan Israel.
Kunjungan ke situs tersebut pada tahun 2000 oleh sayap kanan Israel Ariel Sharon, yang saat itu menjadi pemimpin oposisi, membuat marah warga Palestina.
Kekerasan yang terjadi kemudian meningkat menjadi pemberontakan Palestina kedua, atau intifada.***