politika

Invasi Rusia ke Ukraina, Dewan Keamanan Nasional AS tuding Korut telah mengirim persenjataan ke Wagner Grup

Jumat, 23 Desember 2022 | 12:31 WIB
Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin ditampilkan sebelum pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping di Kremlin di Moskow. (Sergei Ilnitsky/AP)

 

JAKARTA INSIDER - Wagner Grup sebuah perusahaan militer swasta Rusia, dituding oleh pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, telah menerima pengiriman senjata dari Korea Utara untuk membantu meningkatkan pasukannya, saat berperang dalam koalisi dengan pasukan Rusia di Ukraina.

Dilansir JAKARTA INSIDER dari The Associated Press ( AP) edisi Kamis (22/12), juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, pejabat intelijen AS menuding Korea Utara telah mengirim persenjataam yang mencakup roket dan rudal.

“Kami menilai, jumlah material yang dikirim ke Wagner tidak akan mengubah dinamika medan perang di Ukraina,” kata Kirby.

Baca Juga: Kunjungan Zelenskiy ke Washington tuai protes warganet Ukraina: budak NATO pembuat kehancuran Ukraina!

“Tapi kami tentu khawatir Korea Utara berencana mengirimkan lebih banyak peralatan militer,” lanjutnya.

Gedung Putih telah menyatakan kekhawatirannya akibat meningkatnya keterlibatan Wagner dalam perang di Ukraina, karena telah aktif di wilayah Donbas timur.

Kirby mengatakan, dalam beberapa kasus pejabat militer Rusia bahkan telah menjadi "bawahan komando Wagner."

Baca Juga: Hasil laga Liverpool vs Man City berebut piala liga Inggris, Erling Haaland kembali beraksi!

Kirby juga mengatakan, AS sekarang menilai Wagner memiliki sekitar 50.000 personel yang bertempur di Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana, yang telah direkrut perusahaan dari penjara.

AS menilai bahwa boss Wagner sebagai sekutu utama Vladimir Putin, Yevgeny Prigozhin, menghabiskan sekitar $100 juta per bulan untuk pertempuran itu, kata Kirby.

Menurut Gedung Putih, tentara bayaran Grup Wagner juga telah dituduh oleh negara-negara Barat dan pakar PBB, atas berbagai pelanggaran hak asasi manusia di banyak negara Afrika, termasuk di Republik Afrika Tengah, Libya dan Mali.

Baca Juga: Jangan khawatir! Buah segar ini ternyata bisa menurunkan kadar asam urat dalam tubuh

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan, dia telah menetapkan Grup Wagner sebagai "entitas yang menjadi perhatian khusus" untuk aktivitasnya di Republik Afrika Tengah.

Yevgeny Prigozhin, kiri, menunjukkan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, kedua kiri, di sekitar pabriknya yang memproduksi makanan sekolah, di luar St. Petersburg, Rusia. (AP)

Halaman:

Tags

Terkini