JAKARTA INSIDER - Sejak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu dini hari 4 Desember 2022, tercatata 781 jiwa mengungsi yang tersebar di 21 titik pengungsian.
Salah satu titik pengungsian berada di Gedung Serbaguna Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.
"Setiap harinya kami data ulang. Kebanyakan para warga pulang ke rumah masing-masing pada pagi hingga siang hari, sebelum akhirnya kembali lagi ke pengungsian di sore hari," jelas Kasturi, petugas Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Lumajang.
Baca Juga: Daftar terbaru 10 orang terkaya di Indonesia. Siapa saja? Ada pengusaha media
Kebanyakan pengungsi melakukan hal tersebut mengingat ada beberapa pekerjaan yang harus mereka lakukan pada pagi hingga siang hari di sekitar rumah mereka.
"Ada yang harus memberikan pakan ternak, berkebun, hingga bertani. Jadi sore hari baru ramai lagi di sini (pengungsian)," jelas Kasturi, sebagaimana dikutip JAKARTA INSIDER dari bnpb.go.id pada Jumat (9/12/2022).
Cuaca di sekitar Gunung Semeru dan Kabupaten Lumajang terus diguyur hujan sedang hingga deras.
Hal tersebut menyebabkan banjir lahar dingin yang membawa material sisa erupsi.
Masyarakat yang berada di daerah aliran sungai diminta untuk mewaspadai hal tersebut.
Masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.
Baca Juga: Sama-sama berbahaya dan mematikan, ini perbedaan lahar dingin dan lahar panas