JAKARTA INSIDER - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, menyebutkan, banjir lahar dingin sedang melanda akibat curah hujan yang cukup tinggi di sekitaran Gunungapi Semeru, Jawa Timur.
"Banjir lahar dingin membawa material sisa erupsi. Masyarakat yang berada di daerah aliran sungai diminta untuk waspada," ujar Petugas BPBD Kabupaten Lumajang, Kustari.
Dirilis JAKARTA INSIDER dari keterangan pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (7/12/2022), Kustari meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 19 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).
Baca Juga: Persib Bandung pecundangi Persik Kediri 3 gol tanpa balas, David da Silva cetak dua gol
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Peringatan itu untuk menghindari terjadi korban karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.
Masyarakat semakin diminta waspada karena hingga saat ini tingkat akivitas Gunungapi Semeru masih pada level IV atau Awas.
Masyarakat agar mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunungapi Semeru.
Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Pemkab Lumajang bersama tim gabungan, katanya, sudah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga mengungsi yang terdampak APG Gunung Semeru.
Dapur umum beroperasi di beberapa titik pengungsian, salah satunya di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dalam satu hari, dapur umum tersebut menyediakan hingga 600 porsi makanan.