JAKARTA INSIDER - Usai penangkapan Farideh Moradkhani oleh pihak intelijen Iran, kini polisi Iran kembali amankan 300 warga sipil pendukung demo Masha Amini.
Negeri dengan penghasil nuklir tercanggih ini kini sedang dilanda krisis kemanusiaan, pasalnya banyak perempuan Iran yang kembali bersuara pasca kasus Masha Amini sang perempuan Kurdi yang wafat setelah ditahan oleh pihak Kepolisian Teheran, Iran.
Pemerintahan Iran menangkap Masha Amini yang merupakan perempuan Kurdi karena tidak menggunakan pakaian yang sesuai dengan peraturan negara Iran sendiri.
Masha Amini dianggap oleh para wanita Iran meregang nyawa karena adanya penyiksaan dan juga kekerasan seksual yang dialami oleh Masha Amini semasa dirinya berada di dalam tahanan kepolisian Iran.
Hal tersebut diungkapkan oleh Farideh Moradkhani yang merupakan seorang aktivis HAM dan aktivis wanita di Teheran dan juga seorang keponakan dari petinggi Iran yakni Ayatollah Ali Khamenei.
Farideh Moradkhani sebelum ditangkap pihak intelijen dan kepolisan Iran mengatakan bahwasanya rezim Iran yang sekarang adalah rezim pembunuh.
Farideh Moradkhani juga mengatakan bahwasanya Iran bukan lagi negara yang aman untuk wanita dan anak anak, dirinya melihat banyak wanita dan anak anak yang terbunuh dan dibunuh pada saat menyuarakan aksi di sepanjang jalan oleh pihak kepolisian Iran.
Usai Farideh Moradkhani di nyatakan telah tertangkap, Iran kembali menangkap serta mengamankan setidaknya 300 warga sipil di Teheran.
300 warga sipil yang ditangkap dan diamankan oleh pihak kepolisian Iran itu merupakan pendemo yang ikut menyuarakan aspirasi mereka untuk Masha Amini dan memperjuangkan hak hak wanita untuk Iran.
Mengenai hal tersebut, pihak Hak Asasi dan Manusia PBB mengatakan bahwasanya Iran bukan lagi tempat dan negara yang aman untuk wanita semenjak demo dan kerusuhan mulai bergejolak.