politika

Gerilya politik Anies ke Istana Maimun, ini sejarah kesultanan Islam yang pernah jaya di Sumatera

Jumat, 4 November 2022 | 16:26 WIB
Gerilya politik Anies Baswedan di Istana Maimun, Sumut (Instagram @rambededek)

JAKARTA INSIDER – Anies Baswedan telah purna tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta menginjak tugas barunya sebagai calon presiden 2024 yang diusung oleh partai NasDem menyampaikan bahwa Jumat , 4 November pukul 14.30 dirinya akan menyapa masyarakat Medan.

“Alhamdulillah saya bersyukur atas kesempatannya insya allah saya akan hadir di Istana Maimun, Kota Medan pada hari Jumat, 4 November, pukul 14.30 WIB,” kata Anies yang dikutip Jakarta Insider dari akun resmi Instagram miliknya, @aniesbaswedan, Jumat (4/11/2022).

Melihat sisi lain Istana Maimun sebagai lokasi kunjungan Anies Baswedan yang memiliki sejarah unik. Istana Maimun adalah bangunan peninggalan Kerajaan Deli Serdang Sumut, yaitu Sultan Maimun Alrasyid Perkasa Alam Shah. 

Baca Juga: Geliat Anies Baswedan capres 2024 partai Nasdem datang ke Istana Maimun Medan, rangka apa?

Bangunan yang menjadi salah satu ikon Kota Medan yang telah berumur lebih dari 130 tahun ini mempunyai ukiran dinding yang menarik dan kokoh. Kini Istana Maimun menjadi salah satu objek destinasi wisata baik bagi wisatawan lokal maupun luar negeri.

Saat puncak kejayaannya, Sultan Maimun Alrasyid Perkasa Alam Shah membangun Istana Maimun dengan biaya pembangunan sekitar 1 juta gulden Belanda di tahun 1888. Luasnya 2.772 m2 dan terletak di Jl. Brigjen Katamso. Istana Maimun didominasi warna kuning, warna kerajaan sekaligus warna khas Melayu. Desainnya dibuat oleh seorang arsitek Italia.

Baca Juga: 5 Karakter Genshin Impact terkuat 2022, OP banget!

Istana Maimun memiliki dua lantai dan terdiri dari tiga bagian, yakni bagian induk, sayap kiri, dan sayap kanan. Menjadi pusat Kerajaan Deli pada masanya. Saat memasuki ruang tamu (balairung) istana Maimun, ada singgasana yang didominasi warna kuning. 

Bangunan yang unik karena didesain dengan perpaduan tradisi Islam dan kebudayaan Eropa. Pengaruh Eropa yang terlihat pada lampu-lampu kristal yang menerangi singgasana. Tidak hanya itu, segala jenis perabotan istana, seperti kursi, meja toilet, lemari hingga pintu dorong menuju balairung. 

Sebagian material bangunannya pun didatangkan dari Eropa seperti ubin, marmer, dan teraso. Pintu dan jendela yang besar dan tinggi meniru gaya arsitektur Belanda. 

Baca Juga: Makin panas! Berikut sekilas rangkuman babak penyisihan grup UEFA Europa League

Sementara gaya Islam terlihat pada bentuk lengkungan atau arcade di sejumlah bagian atap istana. Lengkungan yang berbentuk perahu terbalik itu dikenal dengan Lengkungan Persia, banyak dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, Turki, dan India.

Ruangan balairung bseluas 412 m2 dimanfaatkan sebagai upacara penobatan Sultan Deli atau acara adat lainnya. Balairung juga kerap dipakai sebagai tempat sultan menerima sembah sujud dari sanak familinya pada hari-hari besar Islam.

Baca Juga: Bak Romeo dan Juliet, Ayu Ting Ting makin lengket dengan Boy William, akankah menikah?

Halaman:

Tags

Terkini