JAKARTA INSIDER - Krisis pangan telah menjadi isu yang mengemuka di dunia internasional. Isu ini muncul karena diperkirakan 2023 akan terjadi resesi ekonomi.
Semua negara saat ini tengah berlomba-lomba untuk meningkatkan ketahanan pangan guna menghadapi resesi ekonomi jika benar-benar terjadi tahun depan.
Tak terkecuali Indonesia. Muncul kekhawatiran stok beras tidak bisa menopang kebutuhan beras.
Kalau pun harus impor beras, akan sulit mendapatkannya karena beberapa negara sudah melarang ekspor bahan pangan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menepis kekhawatiran krisis pangan sudah terjadi terutama beras sebagai makanan pokok rakyat Indonesia.
Syahrul Yasin Limpo memastikan pasokan dan jumlah stok beras nasional tahun ini dalam kondisi aman bahkan surplus.
Baca Juga: JPU minta Hakim tolak eksepsi Arif Rachman Arifin dan lanjutkan sidang
Ia juga membantah jika stok beras dalam negeri menipis.
"Cadangan beras pemerintah (CBP) masih aman. Badan Pangan Dunia (FAO) mengakui Indonesia sebagai negara Swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut. Indonesia juga disebut sebagai negara tropis terbaik dalam ketahanan pangan dunia," ujar Syahrul Yasin Limpo dikutip JAKARTA INSIDER dari kanal YouTube metrotvnews pada Selasa (1/11/2022).
Syahrul Yasin Limpo, menjelaskan total kebutuhan beras nasional sekitar 29 hingga 30 juta ton per tahun.
Sementara data Badan Pusat Statistik per April 2022 Indonesia masih memiliki stok beras 10 juta tahun lebih.
Baca Juga: Persiapan G20 di Bali, Zelenskiy kepada Indonesia: Saya Hadir jika Putin Hadir!
Jumlah ini belum termasuk hasil panen dua tahap sebesar 31 juta di tahun yang sama.