JAKARTA INSIDER – Setelah Rusia bom bardir ibukota Kyiv Ukraina, kini Ukraina dapat banyak bantuan dan dukungan dari Dunia internasional khususnya negara Uni Eropa.
Tak sama dengan Inggris dan Jerman yang selalu kirim bantuan senjata untuk Ukraina, Prancis atas persetujuan Presiden Macron akan melatih ribuan pasukan militer Ukraina dalam Minggu ini.
Baca Juga: Drama Rusia dan Iran hantam Ukraina dengan Kamikaze, Zelenskiy tantang Rusia: Yok adu mekanik!
Hal demikian di lakukan Prancis atas persetujuan presiden Macron untuk membantu Ukraina agar lebih kuat dalam militer dan menghadapi perang dengan Rusia, hal ini tak sama dengan Inggris dan Jerman yang setia kirimkan bantuan senjata.
Presiden Macron berjanji akan melatih pasukan militer Ukraina agar lebih kuat dan tidak gentar melawan pasukan Rusia.
Presiden Macron juga telah menyetujui hal ini dan menandatangani persetujuan perihal pelatihan militer Ukraina yang akan di lakukan di Prancis pekan ini atau dalam waktu sepekan kemudian.
Hal ini diungkapkan oleh Mentri Pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu, Ia mengatakan bahwa hal ini telah disetujui oleh Presiden Macron dan beberapa petinggi Prancis lainnya.
“ Pasukan militer Ukraina akan di berangkatkan ke Prancis pekan ini atau dalam waktu seminggu kedepan, akan dilatih militer untuk memperkuat sistem pertahanan militer Ukraina” ucap Lecornu seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (18/10/2022).
“ Hal ini ditanggapi serius oleh Presiden Macron, Presiden setuju dengan adanya usulan ini dan sudah di tandatangani dan di sahkan secara resmi, tinggal membawa dan menyiapkan pasukan untuk latihan saja “ sambungnya.
Dalam pelatihan ini, Prancis berencana untuk memfokuskan pasukan militer Ukraina untuk menggunakan howitzer dan akan melatih pasukan dengan howitzer.
Sebelumnya, Prancis sudah pernah mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina, Prancis mengirimkan Howitzer 18 dan akan melatih pasukan Ukraina menggunakan ini.
Menurut Mentri Lecornu, Semenjak invasi tujuh bulan lalu Presiden Macron dan atas nama Prancis telah mengirimkan sekurangnya 18 howitzer Caesar untuk Ukraina dan akan direncanakan untuk mengirim sebanyak enam lagi. “Selain itu, Prancis juga mempertimbangkan pengiriman rudal darat-ke-darat,” kata Lecornu.
Sebelum perencanaan itu, Presiden Macron mempunyai keinginan untuk kirimkan radar dan sistem pertahanan udara untuk Ukraina, mengingat Rusia lebih berbahaya dan mengincar ukraina dari jalur udara.
Presiden Macron juga mengantisipasi Ukraina bahwa Rusia akan gunakan rudal dan roket bahkan lebih parah dari ledakan Senin lalu di Kyiv.
Sebelumnya, Prancis sudah mengirimkan beberapa peralatan perang canggih termasuk rudal anti-pesawat peluncur bahu Mistral ke Ukraina.