"Lebih baik menyerah pada tawanan Ukraina daripada terbunuh oleh serangan senjata kami," tambahnya.
Baca Juga: Juara 2 MHQ Internasional di Arab Saudi, Zahran Auzan Hafiz asal Sumut terima hadiah Rp700 Juta
Presiden Putin menandatangani undang-undang pada hari Sabtu yang berarti orang Rusia yang meninggalkan, menolak untuk berperang, tidak mematuhi perintah atau menyerah sekarang menghadapi 10 tahun penjara.
Langkah presiden Rusia secara luas dilihat sebagai upaya untuk mendapatkan kembali inisiatif setelah pasukannya mengalami kemunduran di medan perang.
Ratusan penangkapan telah dilaporkan pada protes di Rusia terhadap mobilisasi.
Baca Juga: Gempa 5,5 guncang Melonguane Sulawesi Utara, tidak berpotensi tsunami
Referendum gadungan untuk bergabung dengan Rusia berlanjut di empat wilayah Ukraina: Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
Ukraina dan Barat telah mengutuk pemungutan suara itu sebagai tidak demokratis, dan ada banyak laporan tentang penduduk setempat yang diintimidasi untuk memilih oleh tentara Rusia bersenjata.
Pemungutan suara akan membuka jalan bagi Rusia untuk mencaplok empat wilayah.
Diplomat top Putin, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa setiap wilayah yang memilih untuk bergabung dengan Rusia akan menerima perlindungan penuh negara itu, dan terikat oleh semua hukum dan doktrin Rusia.
Sementara pencaplokan tidak akan diakui secara internasional, hal itu dapat menyebabkan Rusia mengklaim bahwa wilayahnya diserang dari senjata Barat yang dipasok ke Ukraina, sehingga meningkatkan perang lebih lanjut.
Mobilisasi parsial memicu serbuan ke perbatasan, dengan beberapa orang Rusia berusaha menghindari panggilan.
Baca Juga: Beri penghormatan terakhir, Rektor UGM : almarhum sosok panutan