"Enggak terpikir pindah (ke Gerindra), saya masih PDIP, saya masih ada hak dan kewajiban. Saya ini merasa bahwa saya PDIP sejati," kata Budiman saat dihubungi, Senin, 21 Agustus.
Budiman mengatakan sudah mengikuti PDIP sejak kelas 6 SD. Ia mengaku mengikuti ajaran Bung Karno sejak SMP secara serius. Sehingga, kata dia, secara ideologis PDIP adalah alat perjuangannya. Budiman mengatakan memilih Prabowo merupakan keputusan ideologisnya.
"Bukan sekadar organisasi tempat saya berkarier politik, bukan. Tapi organisasi ideologis. Jadi kalau saya dipecat, paling banter itu hanya akan menghapus status administratif saya sebagai PDIP, tapi ideologi saya sama," kata Budiman.
Baca Juga: Menimbang peluang Anies, Ganjar, dan Prabowo memenangi Pipres 2024
- Dianggap khianati korban penculikan
Forum Rakyat Demokratik Pro Korban Penculikan mengkritisi deklarasi yang dilakukan Budiman. Mantan Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Demokratik (PRD) Petrus Heriyanto menilai deklarasi tersebut menjadi bukti telanjang dukungan politik ke Prabowo Subianto, yang pernah terlibat dalam kasus penculikan aktivis 1998.
Menurut dia, dukungan tersebut meneguhkan politik impunitas kepada capres yang pernah terlibat dalam kejahatan HAM di masa lalu. Petrus menilai aksi tak patut Budiman hanya menjadi pencuci dosa sejarah Prabowo di masa lalu.
“Deklarasi tersebut bukan hanya menunjukkan Budiman mengkhianati kawan-kawan seperjuangannya, tapi juga mengkhianati keluarga korban penculikan, lebih dalam lagi, dia telah mengkhianati demokrasi dan nilai-nilai kemanusian," ujar Petrus, dalam rilisnya, Senin, 21 Agustus 2023.
Baca Juga: Tak hanya jeroan dan sea food, 10 makanan harus dihindari agar asam urat tak kambuh
- Jomblo politik
Budiman mengungkappkan, bila dipecat sebagai kader PDI Perjuangan, dia menyebut dirinya bakal melewati masa berkabung dengan menjadi jomblo politik.
"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu, ibaratnya orang yang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung," kata Budiman ditemui usai Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tennis Indoor Senayan, dilansir dari Antara, Selasa (21/8/2023).
Meski begitu, mantan aktivis 98 ini merasa sedih jika dirinya dipecat dari PDI Perjuangan lantaran dirinya mengaku telah mengampanyekan partai ini, bahkan ketika partai tersebut masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
"Gimana enggak berkabung, saya ini sudah kampanye PDI sejak kelas 6 SD, masih PDI belum PDI Perjuangan. Kalau saya sudah tidak jadi anggota PDI Perjuangan, ya, berpolitik pasti, tapi mungkin jomblo, tidak berumah tangga dulu, secara politik tentu saja," imbuhnya.
Setelah melewati masa berkabung itu, Budiman akan mencoba bergabung dengan partai politik, termasuk mencoba kembali menjadi kader PDI Perjuangan atau menerima tawaran dari partai politik lain.
Baca Juga: Kaum Adam harap waspada, hasil penelitian terbaru sebut BPA berpotensi picu kanker prostat!
- Dirayu PSI
Dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tennis Indoor Senayan, Selasa (21/8/2023), secara berkelakar, Grace Natalie menawari Budiman Sudjatmiko untuk bergabung ke PSI.