Kunjungan mereka adalah sebagai bentuk permintaan agar KPK mengambil tindakan nyata terhadap banyaknya kasus korupsi di negara ini yang belum membuahkan hasil.
Rizal Ramli, mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim, Amien Rais, dan anggota rombongan lainnya menunjukkan rasa kecewa terhadap Ketua KPK, Firli Bahurli, yang tidak menerima mereka.
Mereka berpendapat bahwa KPK hanya menangani kasus-kasus korupsi yang kecil, sementara banyak kasus korupsi besar tidak tersentuh oleh lembaga ini karena alasan politik.
Para tokoh dari berbagai latar belakang, termasuk Amien Rais, Soeharto, Taufik, Prof. Budi Djatmiko, Ubediellah Badrun, serta mahasiswa yang mewakili BEM se-Jabodetabek, berusaha meminta tanggapan dari KPK terkait laporan berbagai kasus korupsi di Indonesia yang tidak mendapatkan respons dari lembaga ini.
Baca Juga: Gibran Rakabuming dikritik keras Panda Nababan, diduga indikasi hubungan Jokowi dan PDIP merenggang
Mereka juga bertujuan untuk bertemu dengan Firli Bahuri dan memberikan masukan mengenai kasus-kasus korupsi di negara ini.
Namun, beberapa tokoh merasa bahwa KPK masih memilah-milah kasus korupsi dan kadang-kadang bekerja berdasarkan kehendak pimpinannya daripada berdasarkan hukum.
Para tokoh ini menginginkan agar KPK tetap independen dan tidak memilih-milih kasus korupsi yang akan ditangani. Mereka juga mengecam KPK karena dianggap tidak dapat bertindak tegas terhadap kasus korupsi yang merajalela di pemerintahan Jokowi.
Meskipun rombongan ini gagal bertemu dengan pimpinan KPK, mereka menekankan bahwa KPK harus tetap menerima laporan masyarakat sesuai prosedur yang berlaku.***