JAKARTA INSIDER - Bonnie Triyana, seorang pegiat museum dan sejarawan Indonesia, telah berperan penting dalam pemulangan barang-barang bersejarah Indonesia yang telah lama berada di Belanda.
Melalui dedikasi dan kerja kerasnya, Bonnie Triyana berhasil membawa pulang sejumlah artefak berharga yang memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi bangsa Indonesia.
Lahir di Rangkasbitung, Banten pada tahun 1979, Bonnie Triyana memiliki minat yang kuat terhadap sejarah sejak muda.
Ia menempuh pendidikan sejarah di Universitas Diponegoro di Semarang dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 2003.
Keahliannya dalam bidang sejarah dan hasratnya untuk memperjuangkan warisan sejarah Indonesia membawanya mendirikan majalah sejarah berbahasa Indonesia yang terkenal, Historia.
Historia awalnya berbentuk situs web pada tahun 2010 dan kemudian berkembang menjadi majalah cetak pada tahun 2012.
Dalam majalah tersebut, Bonnie Triyana menyajikan berbagai artikel sejarah yang menarik dan relevan bagi pembaca Indonesia.
Keberhasilannya dalam mengelola Historia membuatnya dikenal sebagai salah satu narasumber yang diandalkan dalam masalah-masalah sejarah di Indonesia.
Baca Juga: Penampakan alien di Turki! Dewan saintifik percaya video yang direkam ini benar-benar nyata
Namun, kontribusi terbesar Bonnie Triyana terletak pada upayanya dalam memulangkan barang-barang bersejarah Indonesia yang berada di Belanda.
Ia terlibat dalam berbagai inisiatif dan proyek untuk mendapatkan kembali benda-benda bersejarah yang telah hilang selama bertahun-tahun.
Salah satu keberhasilannya adalah restorasi sebuah sekolah Sarekat Islam di Semarang yang memiliki makna penting dalam gerakan anti-kolonial di Hindia Belanda.
Tidak hanya itu, Bonnie Triyana juga membantu Kabupaten Lebak di Banten mendirikan Museum Multatuli di Rangkasbitung.