politika

Jelang Idul Adha, penyakit lato lato mulai menyebar sapi dan kerbau di Gunung Kidul, ini ciri-cirinya!

Minggu, 28 Mei 2023 | 20:54 WIB
Hewan ternak sapi yang terkena penyakit lato lato atau Lumpy Skin Disease (LSD)

JAKARTA INSIDER – Tak terasa, sebulan lagi umat muslim akan merayakan hari raya Idul Adha atau disebut juga sebagai Idul Kurban.

Jelang perayaan Idul Adha, mulai banyak pedagang-pedagang hewan kurban yang mulai menghiasi kanan-kiri jalan dengan sapi, kerbau, atau kambing untuk dijual. Tak sedikit pula yang menjual hewan kurban melalui platform digital.

Namun ada kabar tak sedap terkait hewan ternak terjadi di wilayah Gunungkidul, DI Yogyakarta. Dikabarkan penyakit kulit Lumpy Skin Disease (LSD) atau yang dikenal sebagai penyakit lato lato di kalangan peternak mulai menyebar luas di wilayah tersebut.

Tingginya tingkat penularan penyakit ini mengkhawatirkan banyak pihak, apalagi mendekati perayaan Hari Raya Idul Adha 2023.

Baca Juga: Buntut video viral Mario Dandy pasang borgol kabel ties sendiri, Kapolda Metro Jaya minta maaf

Menurut Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Widya Asmara, LSD atau lato lato merupakan penyakit yang menyerang sapi dan kerbau akibat infeksi virus.

Gejala penyakit lato-lato

Gejala sapi atau kerbau yang terserang virus LSD, kata Prof Widya, sangat bervariasi, mulai dari gejala ringan hingga berat.

Adapun gejala umum LSD diawai dengan demam dan kadang diikuti keluarnya ingus maupun leleran dari konjungtiva mata.

Baca Juga: Sebuah helikopter latih TNI jatuh di perkebunan teh Ciwidey Bandung, semua kru selamat

Sedangkan gejala khusus LSD adalah munculnya nodul-nodul pada kulit hewan.

Nodul atau bintil-bintil ini tampak menonjol dengan diameter 2 hingga 5 cm, berbatas jelas, dan tersebar di daerah leher, punggung, perineum, ekor, tungkai, maupun organ genital.

“Nodul tersebut kemudian akan nekrosis dan meninggalkan luka yang dalam,” " ungkap Widya di Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Senin (22/5/2023) dilansir dari situs UGM.

Widya melanjutkan, selain gejala pada kulit, biasanya dapat juga diikuti gejala pneumonia dengan lesi di mulut dan saluran pernafasan.

Halaman:

Tags

Terkini