Baca Juga: Wajib tahu! Inilah kriteria rumah yang selalu didatangi Malaikat karena empat hal
Ketika Rachmat memberikan kritikan disertai juga dengan memberikan informasi, di tengah pemberian subsidi kendaraan listrik, anggaran untuk subsidi pupuk yang terus mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data yang ia himpun, pada tahun 2019 anggaran subsidi sebesar Rp34,3 triliun, pada 2020 Rp 31 triliun, kemudian pada 2021 Rp29,1 triliun, pada 2022 Rp 25,3 triliun, dan pada 2023 Rp24 triliun.
Dalam arti selama lima tahun belakangan, subsidi pupuk berkurang hampir Rp10 triliun.
Gobel mengaku, ia selalu menerima pengaduan dari para petani yang mengadu sulit mendapatkan pupuk saat masa tanam.
Akan tetapi, pada saat panen harga gabah malah jatuh dan hasil produksinya tak diserap Bulog, karena gabahnya medium, sehingga tidak sesuai kriteria BUMN, pangan tersebut.
Rachmat juga menambahkan bahwa selain teknis dan edukasi, pemanfaatan instrumen fiskal dan APBN juga disebut tidak kalah penting.
Baca Juga: Keributan dan saling baku hantam mendera Timnas U-22 Indonesia, begini kata kiper cadangan Thailand
Menurutnya, APBN merupakan instrumen, yang sangat penting dalam melakukan perubahan bangsa. Meski muncul pertanyaan APBN didistribusikan ke mana dan untuk siapa. Hal ini yang harus dilihat mengapa Indonesia tidak bisa maju-maju.
Muncul gagasan dari Rachmat Gobel, DPR akan mengundang Menteri Keuangan Sri Mulyani dan kepala Bappenas Suharso Monoarfa untuk membahas anggaran subsidi kendaraan listrik. ***