JAKARTA INSIDER - Momen penobatan raja Charles III diwarnai aksi ricuh/ kerusuhan dari pengunjuk rasa yang menamai diri mereka kelompok anti-monarki.
Ada sebanyak 52 orang pengunjuk rasa anti-monarki yang ditangkap karena berbuat kericuhan pada momen penobatan Raja Charles.
“(Raja Charles) buka rajaku,” kata seorang pengunjuk rasa berpakaian putih, merah, dan biru membawa bendera bertuliskan penolakan terhadap penobatan Raja Charles, dikutip JAKARTA INSIDER dari NDTV pada Minggu (7/5/2023).
Diketahui polisi setempat sudah menangkap 1 orang pemimpin kelompok pengunjuk rasa anti-monarki.
Sementara ke-51 orang pengunjuk rasa lainnya juga turut diamankan pihak kepolisian pada saat momen penobatan Raja Charles.
Penangkapan terhadap pengunjuk rasa dilakukan aparat setempat karena dikhawatirkan terjadi penggunaan hak berlebihan dalam memprotes.
Ada sebanyak ratusan orang demonstran menggunakan baju berwarna kuning yang berdiri di rute prosesi penobatan Raja Charles tersebut.
Pemerintah Inggris menyatakan bahwa pemimpin dari pengunjuk rasa, yakni Graham Smith sudah ditahan sehari sebelumnya.sebelum prosesi penobatan Raja Charles.
Foto yang beredar di media sosial menunjukkan beberapa plakat dan spanduk telah disita kepolisian sebelum aksi pengunjuk rasa dimulai.
“Kami paham atas kekhawatiran publik,” kata Komandan Karen Findlay dari kepolisian Metropolitan London.
“Pasca penangkapan yang kami lakukan (terhadap pengunjuk rasa) pagi ini,” ujar Komandan Karen Findlay.