JAKARTA INSIDER - Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah merilis arahan terbaru pada 25 Januari 2023 yang menunjukkan fokus mereka pada pengembangan dan penggunaan senjata otomatis.
Arahan tersebut menegaskan pengembangan senjata berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan menjadi fokus utama militer AS.
NATO sebelumnya telah merilis rencana serupa pada 13 Oktober 2022 untuk mengembangkan teknologi sekutu dengan menggunakan killer robots.
Baca Juga: Sadis, video Mario Dandy viral, anak Ditjen Pajak yang aniaya anak petinggi GP Ansor hingga koma
Perhatian baru militer AS ini didasarkan pada operasi tempur terbaru di Ukraina dan Nagorno-Karabakh, yang mengindikasikan bahwa AI akan memegang peran krusial dalam peperangan masa depan.
Oleh karena itu, banyak korban di Ukraina mendorong sekutu untuk mengembangkan senjata otomatis, termasuk robot yang bisa memilih, memburu, dan menyerang target lawan secara otomatis tanpa arahan manusia.
Menteri transisi digital Ukraina, Mykhailo Fedorov menyatakan bahwa pengembangan senjata otomatis merupakan langkah logis dan tak terelakkan.
Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG! Live streaming Timnas Indonesia U-20 vs Irak di Piala Asia U-20 2023 gratis
Ia percaya anggota militer bisa melihat robot otomatis dalam waktu 6 bulan ke depan.
Senjata otomatis diharapkan dapat membantu mencegah korban berjatuhan dan membantu anggota militer dalam membuat keputusan cepat di lapangan.
Namun, para kritikus dan aktivis telah mengadvokasi selama lebih dari satu dekade untuk melarang penelitian dan pengembangan sistem senjata otomatis.
Mereka berpendapat bahwa sistem senjata otomatis dirancang khusus untuk menargetkan manusia, dan dapat menurunkan ambang perang dengan mengurangi risiko yang dirasakan serta mengikis kendali manusia atas apa yang terjadi di medan perang.
Human Rights Watch dan The Campaign to Stop Killer Robots menilai bahwa sistem senjata otonom tidak memiliki penilaian manusia yang diperlukan untuk membedakan antara warga sipil dan target militer.