JAKARTA INSIDER - Pasukan Israel hingga saat ini masih membatasi akses warga Palestina yang ingin beribadah di Masjid Al Aqsa.
Meskipun banyak warga Palestina yang melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa, akan tetapi Israel hingga detik ini masih membatasi warga Palestina untuk beribadah di Masjid Al Aqsa.
Sejumlah warga Palestina mengatakan bahwasanya Israel membatasi warga Palestina untuk beribadah di Masjid Al Aqsa, hal ini diterapkan di pos pemeriksaan militer Qalandiya.
Warga Palestina mengatakan kepada Anadolu bahwa pembatasan ini diterapkan di pos pemeriksaan militer Qalandiya, yang memisahkan kota Yerusalem dan Ramallah di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Ratusan warga Palestina lanjut usia mulai berdatangan ke pos pemeriksaan Qalandiya dengan harapan bisa mencapai Yerusalem dan melaksanakan salat di Masjid Al-Aqsa.
Namun, mereka dihadang oleh kehadiran militer Israel dalam jumlah besar.
Terlihat banyak warga Palestina, termasuk lansia, dilarang masuk dengan alasan mereka tidak memiliki izin yang sesuai, meskipun usia mereka seharusnya memenuhi syarat.
Pada 6 Maret, pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pemberlakuan pembatasan lebih ketat terhadap jamaah Palestina yang ingin beribadah di Masjid Al-Aqsa pada Jumat selama bulan Ramadan.
Berdasarkan kebijakan baru ini, hanya pria di atas 55 tahun, wanita di atas 50 tahun, serta anak-anak di bawah 12 tahun yang diizinkan masuk ke Masjid Al-Aqsa.
Namun, akses ke masjid tetap bergantung pada izin keamanan sebelumnya serta pemeriksaan ketat di pos-pos pemeriksaan yang telah ditentukan.
Sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, otoritas Israel telah memberlakukan langkah-langkah ketat yang membatasi akses warga Palestina dari Tepi Barat ke Yerusalem Timur.
Warga Palestina menilai pembatasan itu sebagai bagian dari upaya lebih luas Israel untuk mengubah karakter Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al-Aqsa, dan menghapus identitas Arab serta Islamnya.***