INDONESIA INSIDER – Pemangkasan anggaran pendidikan berdampak besar pada pendidikan vokasi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menjadi salah satu sektor yang terkena efisiensi, menyebabkan berbagai pelatihan dan sertifikasi keahlian bagi siswa berkurang drastis.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Suharti, mengungkapkan bahwa kebijakan efisiensi ini membuat sektor vokasi dalam kondisi yang sangat sulit.
"Pendidikan vokasi saat ini sangat tertekan," ujar Suharti dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI, Jumat (14/2/2025).
Baca Juga: Pemerintah pastikan pembangunan IKN berlanjut, ini rencana dan anggarannya
Pemangkasan Anggaran yang Signifikan
Sebelum pemangkasan, Ditjen Vokasi memiliki anggaran Rp1,927 triliun, namun kini hanya tersisa Rp519 miliar, setelah dipangkas hingga Rp1,408 triliun.
Dampaknya, berbagai program pelatihan dan pengembangan SMK mengalami pemangkasan drastis, di antaranya:
???? Sertifikasi kompetensi siswa SMK dan magang luar negeri
✅ Anggaran awal: Rp65,036 miliar
❌ Pemangkasan: 100% (dihapuskan)
???? Pengembangan SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK)
✅ Target awal: 1.178 SMK
✅ Anggaran awal: Rp528,678 miliar
❌ Pemangkasan: Rp513,678 miliar
✅ Target baru: Hanya 15 SMK dengan anggaran Rp15 miliar
???? Pengembangan Teaching Factory di SMK
✅ Target awal: 450 SMK
✅ Anggaran awal: Rp156,831 miliar
❌ Pemangkasan: Rp102,686 miliar
✅ Target baru: Hanya 184 SMK dengan anggaran Rp39,145 miliar
???? Peningkatan kualitas SMK non-PK
✅ Target awal: 312 SMK
✅ Anggaran awal: Rp74,637 miliar
❌ Pemangkasan: Rp59,637 miliar
✅ Target baru: Hanya 63 SMK dengan anggaran Rp15 miliar
Baca Juga: NTT jadi Tuan Rumah kunjungan Cristiano Ronaldo, Sambut penuh kegembiraan
Selain itu, program pembinaan kemitraan dengan dunia industri (DUDI) serta kursus dan pelatihan kerja (PKK dan PKW) juga terkena pemangkasan besar.
Baca Juga: Ini dia 8 tanda awal datangnya sihir ke tempat anda, waspadalah!