JAKARTA INSIDER - Kelompok militan Palestina, Hamas, mengumumkan konferensi pers berdurasi 18 menit dalam bahasa Inggris, yang berisi pandangan mereka tentang konflik dengan Israel.
Dalam konferensi pers tersebut, juru bicara Hamas menyatakan bahwa hak kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Palestina telah dihalangi oleh pendudukan Israel dan kegagalan komunitas internasional dalam menerapkan resolusi PBB yang menjamin hak-hak nasional Palestina.
Menurut juru bicara Hamas, "Tidak ada yang dapat menyangkal hak setiap rakyat yang berada di bawah pendudukan untuk melawan penjajah mereka dengan segala cara yang tersedia, termasuk perlawanan bersenjata."
Baca Juga: Shani Louk: Korban tragedi festival musik Supernova di Israel yang diduga disergap Hamas
Mereka juga menyoroti situasi di Masjid Al-Aqsa yang dianggap berubah secara spasial dan temporal akibat kebijakan Israel, serta tindakan represif terhadap warga Palestina, termasuk pengusiran paksa dari Yerusalem dan penindasan terhadap tahanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, di penjara Israel.
Dalam konferensi pers tersebut, Hamas menegaskan bahwa operasi militer terhadap Israel dilakukan semata-mata sebagai tindakan defensif dan menyangkal tudingan tentang pembunuhan warga sipil dan kekejaman yang mereka tuduhkan sebagai propaganda Israel.
Mereka juga mengecam dukungan militer yang disebutkan beberapa negara Barat terhadap Israel.
Baca Juga: Konflik Hamas di Gaza: Kedutaan Palestina di Jakarta mengecam tindakan brutal zionis Israel
Sementara itu, mereka menggambarkan situasi di Gaza sebagai genosida, dengan serangan udara Israel yang tak terkendali menghancurkan rumah, fasilitas publik, dan mengakibatkan kematian ribuan warga sipil, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.
Dalam situasi ini, bantuan kemanusiaan terhambat karena penutupan dan serangan terhadap konvoi bantuan.***