JAKARTA INSIDER - Dalam pernyataan terbarunya, Kementerian Luar Negeri Palestina (PMOFA) dengan tegas mengingatkan dunia mengenai konsekuensi dari kelanjutan pendudukan Israel dan kurangnya langkah konkret dalam memberikan hak kepada rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara mereka sendiri.
Dalam konteks ini, PMOFA mencatat dampak negatif dari serangan harian dan provokasi yang dilakukan oleh pemukim Israel dan pasukan pendudukan, termasuk serbuan terhadap tempat-tempat suci seperti Masjid Al-Aqsa dan situs-situs bersejarah lainnya.
Mereka menggambarkan ini sebagai salah satu faktor penting yang memicu ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Israel luncurkan Operasi Pedang Besi untuk atasi ancaman serangan Hamas
PMOFA menggarisbawahi pentingnya mengakhiri pendudukan Israel terhadap tanah Palestina, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai dengan batas tahun 1967.
Mereka juga menegaskan hak rakyat Palestina untuk merdeka dan berdaulat sebagai bagian penting dari upaya menuju perdamaian yang berkelanjutan.
Kementerian ini juga mencatat bahwa Israel telah menolak perjanjian yang telah ditandatangani dan gagal mematuhi resolusi-resolusi internasional yang sah, yang telah menghancurkan proses perdamaian.
Baca Juga: Eskalasi konflik di Timur Tengah, Perdana Menteri Israel resmikan keadaan perang melawan Gaza
Mereka menilai bahwa solusi konkret terhadap masalah Palestina masih belum tercapai setelah 75 tahun penderitaan dan pengungsian.
Dalam penutup pernyataannya, PMOFA menegaskan bahwa perdamaian sejati hanya dapat dicapai melalui keadilan, kebebasan, dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina, pengembalian para pengungsi, serta penuhnya implementasi resolusi-resolusi internasional yang sah.
Ini adalah langkah yang dianggap penting untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.***