JAKARTA INSIDER - Pada tanggal 8 Oktober 2023, Israel mendapati dirinya dalam situasi genting ketika Hamas, kelompok teroris Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, melancarkan serangan besar-besaran.
Serangan ini mencakup salvo roket yang menghantam wilayah sipil dan operasi infiltrasi di komunitas sekitar Jalur Gaza.
Serangan ini menghasilkan lebih dari 4000 roket yang diluncurkan oleh Hamas, menyebabkan lebih dari 800 warga Israel tewas dan sekitar 2600 lainnya terluka.
Baca Juga: Eskalasi konflik di Timur Tengah, Perdana Menteri Israel resmikan keadaan perang melawan Gaza
Selain itu, beberapa tawanan juga dilaporkan diambil oleh Hamas selama serangan ini.
Dalam tanggapannya terhadap situasi yang sangat serius ini, pemerintah Israel secara resmi menyatakan perang dan memulai Operasi Pedang Besi.
Operasi ini bertujuan untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas dan melindungi keamanan warganya.
Baca Juga: Pasca serangan udara, militer Israel langsung blokade jalan menuju jalur Gaza Palestina
Tindakan ini menjadi yang pertama sejak Perang Yom Kippur pada tahun 1973.
Operasi ini mencerminkan keseriusan Israel dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan warganya dan merespons ancaman yang berasal dari kelompok ekstremis di wilayah tersebut.
Selama perkembangan situasi ini, komunitas internasional terus memantau dan merespons perkembangan ini dengan hati-hati.
Keprihatinan mendalam terus ditunjukkan kepada warga sipil yang terdampak oleh serangan ini.
Sebagai situasi ini terus berkembang, Israel dan Hamas masih berada dalam konfrontasi, dan masyarakat internasional berharap agar konflik ini dapat diakhiri dengan damai untuk mencegah lebih banyak penderitaan dan kerugian.***
Artikel Terkait
Serangan udara Israel rusak infrastruktur dan bangunan,warga Gaza Palestina ini bingung harus mengungsi kemana
Eskalasi konflik di Timur Tengah, Perdana Menteri Israel resmikan keadaan perang melawan Gaza
Pasca serangan udara, militer Israel langsung blokade jalan menuju jalur Gaza Palestina