JAKARTA INSIDER – Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut Kubu Prabowo Subianto telah melakukan pembajakan terhadap kadernya.
Hasto juga menyoroti apa yang dilakukan oleh kubu Prabowo Subianto sebagai cara yang tidak etis dan menggunakan politik pecah belah.
Ini terjadi setelah tanpa tedeng aling-aling Budiman Sudjatmiko menyatakan deklarasi dukungan terhadap bakal calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendatang.
"Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide at impera," ujar Hasto.
Hasto membandingkan dengan apa yang dilakukan PDIP selama ini yang selalu mengedepankan etika politik. Setiap orang yang masuk PDIP atas dasar kesukarelaan bukan dibajak atau diiming-imingi.
"Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana," lanjut Hasto.
Baca Juga: Duta Besar Indonesia untuk Ukraina baru, Arief Muhammad Basalamah, diterima Presiden Zelenskyy
Hasto juga memberi catatan soal lokasi deklarasi dukungan itu di Provinsi Jawa Tengah. Hasto menerangkan tindakan yang dilakukan Budiman dan Prabowo di Semarang, justru akan membuat kader PDIP di Jawa Tengah semakin solid.
Tindakan seperti ini justru akan membuat semangat kader Banteng semakin bergelora.
Kejadian itu, lanjut Hasto, mirip ketika Pemilu 2019 lalu. Saat itu, kubu Prabowo membangun posko di wilayah Solo, yang merupakan tempat asal Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu menjadi lawannya.
Hasilnya, kubu Prabowo justru harus melenggang kalah. Sebab tindakan itu justru makin membuat semangat serta militansi kader dan pendukung semakin besar.
Baca Juga: Prakiraan cuaca Jabodetabek hari ini Senin 21 Agustus 2023, BMKG: Jaksel dan Jakbar siang hujan
Ultimatum PDIP untuk Budiman Sudjatmiko