"Kita mempersiapkan bagaimana kita bisa mendeteksi orang-orang yang asma, tuberkolosis, kanker paru, ada penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) itu 5 penyakit besar karena polusi udara," tuturnya.
Menkes Budi menyebut telah menyiapkan penanganan perawatan penyakit pernafasan di rumah sakit dan layanan kesehatan seperti Sanitarian Kit dan Alat Spirometri.
Baca Juga: Tak hadiri sidang, ayah David Ozora kirim surat terbuka ke Jaksa Agung, ini isi lengkapnya
"Kemudian, kita kasih edukasinya kerja sama dengan lembaga-lembaga sosial masyarakat supaya mereka beri masukan polusi udara seperti apa. Ketiga, kita siapkan dokternya dan alat spirometri di puskesmas," terang Budi.
Presiden Jokowi sendiri, saat membuka pertemuan terbatas, menyoroti bahwa kualitas udara di Jabodetabek selama satu minggu terakhir sangat buruk. Pada tanggal 12 Agustus, indeks kualitas udara di DKI Jakarta mencapai angka 156, yang masuk dalam kategori "tidak sehat".
Jokowi menyatakan perlunya tindakan cepat, menengah, dan jangka panjang untuk mengurangi polusi udara di daerah Jabodetabek.
Baca Juga: Menimbang peluang Anies, Ganjar, dan Prabowo memenangi Pipres 2024
Jokowi menggarisbawahi beberapa langkah yang diusulkan, termasuk intervensi segera untuk memperbaiki kualitas udara, upaya rekayasa cuaca untuk menciptakan hujan di wilayah Jabodetabek, penerapan regulasi untuk mengendalikan emisi di daerah tersebut, serta peningkatan ruang terbuka hijau.***