Setelah Golkar dan PAN gabung dalam koalisi Prabowo Subianto, lalu siapa cawapresnya?

Menurut hitungan Prayetno, bila dilihat dari statistik yang cocok mendampingi Prabowo sebagai cawapres adalah Erick. Tapi, lanjutnya, bila melihat hitungan dari partai yang lebih cocok menjadi Cawapres adalah Erlangga.

Tapi sebelum janur kuning dari KPU melengkung, dinamika politik bisa saja berubah secara total. Prayetno berkeyakinan, yang menjadi pilihan rakyat tidak bergantung pada berapa besar partai pendukungnya.

Baca Juga: 7 Rekomendasi obat alami untuk atasi keracunan makanan, Jahe hingga Delima

"Saya lebih melihat bahwa pilihan rakyat adalah dari elektabilitas sosoknya. Baik itu untuk sosok sebagai Capres maupun Wacapresnya. Bagaimana sosok yang memiliki jejaring dan memiliki elektabilitas bisa meyakinkan rakyat, itu adalah kunci utamanya menurut saya," ujar Prayetno.

Jadi, lanjut Prayetno, sebelum ada pengumuman resmi dari KPU dinamika politik serba  cair. Artinya, tidak menutup kemungkinan masih adanya opsi-opsi lain. Begitu pun dengan koalisi lain, baik koalisi Anies Baswedan maupun Ganjar.

“Karena saya belum pernah melihat, dalam perjanjian dalam koalisi itu dalam kontrak politik apa saja yang harus dilakukan tidak ada," kata Prayetno.

Baca Juga: Bocoran harga All New Honda CR V Hybrid, di GIIAS 2023 masih rahasia

Prayetno mengatakan, kandidat yang memiliki  elektabilitas dan bisa meyakinkan rakyat, itu kuncinya. Sasaran utama  menjadi pilihan rakyat adalah elektabilitasnya.

"Tidak hanya karena didukung banyak partai lalu memenangkan posisi sebagai  presiden terpilih, namun Elektabilitas, melakukan jejaring pada rakyat, sosok calon seperti itu lebih dominan dan merupakan kuncinya menjadi pilihan rakyat,” pungkas Prayetna.***