JAKARTA INSIDER – Iringan jenazah warga Pekon, Desa Pemerihan, Kecamatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, terhenti di sebuah sungai.
Mereka harus berpikir keras agar jenazah bisa sampai ke lokasi tempat pemakaman umum (TPU) yang berada di seberang sungai.
Keluarga dan para pengiring jenazah tak ada pilihan, selain menyeberangi sungai atau menghanyutkan jenazah dengan batang pisang yang diikatkan pada keranda mayat bila air sedang naik.
Warga telah melakukan ini selama berpuluh tahun karena tak adanya jembatan yang menghubungkan antara TPU dengan pemukiman warga.
Situasi itu tergambar dalam video amatir yang direkam oleh seorang warga dari ponselnya.
Dalam video tersebut menunjukkan rombongan warga Pekon Pemerihan yang menggotong keranda mayat melintasi sungai Way Pemerihan untuk menuju TPU desa setempat.
Video tersebut kemudian menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian publik.
Sungai Way Pemerihan merupakan satu-satunya akses ke TPU desa setempat. Kekurangan jembatan yang menghubungkan pemukiman warga dan TPU membuat warga harus berhati-hati saat menyeberangi sungai untuk menguburkan orang yang meninggal dunia.
Baca Juga: Partai Golkar umumkan hasil Rakernas, Airlangga Hartarto: Kami maju menjadi Capres!
Arus sungai Way Pemerihan yang deras dan sungai yang lebar membahayakan keselamatan warga.
Surono (60 tahun), juru kunci TPU setempat, mengatakan bahwa saat musim hujan tiba, warga terpaksa menghanyutkan keranda jenazah dengan menggunakan batang pisang yang diikatkan dengan tali tambang. Kondisi ini telah terjadi selama puluhan tahun.
"Kami khawatir terutama pada proses pemakaman yang terjadi pada bulan Januari karena arus sungai sangat deras," kata Surono di TPU Desa Pemerihan dalam tayangan Youtube iNews Official yang diunggah dua hari lalu.